Dishub Analisis Rekayasa Lalin untuk Trem Surabaya

Dishub Analisis Rekayasa Lalin untuk TremPemkot Surabaya, Bhirawa
Dinas Perhubungan kota Surabaya menindaklanjuti proyek angkutan massal yang menjadi prioritas pembangunan transportasi Surabaya tahun depan, dengan tahap analisis kinerja dan manajemen rekayasa lalu lintas.
Hal ini terkait dengan rencana pembangunan angkutan massal trem. Untuk analisis ini dilibatkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat  (LPPM) ITS yang telah melakukan studi terkait masalah ini.
Menurut Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad , studi ini perlu untuk mengantisipasi dampak-dampak yang mungkin timbul terkait pembangunan trem di Surabaya.
Karena pembangunan trem yang dilakukan Pemkot Surabaya bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu saat trem diooperasikan juga perlu diantisipasi kemungkinan timbul efek bagi lalu lintas di sekitarnya.
Berdasarkan hasil kajian, nantinya saat trem sudah beroperasi maka akan diberlakukan Traffic Demand Manajemen (TDM) dan Alat Pengaturan Isyarat Lalu Lintas (APIL) agar fase simpang tetap terlayani.
Traffic Demand Manajement yang akan diberlakukan contohnya seperti tidak ada parkir on street, pembatasan sepeda motor dan tarif parkir yang dinaikkan.
Sejalan dengan proyek pembangunan tram ini, Dishub juga akan mengoperasikan angkutan bus berupa trunk (bus besar) dan feeder (bus kecil).
”Trunk ini berkapasitas 80-90 orang seperti bus bandara. Sedangkan feeder bisa memuat 15 orang. Kedua bus ini memiliki ketinggian rendah (low deck) sekitar 20 cm dari atas tanah sehingga para diffabel tidak kesulitan menaiki bus. Juga akan ada kursi khusus untuk para penyandang cacat,” ujar Irvan.
Rencananya trunk ini akan dioperasikan dari Purabaya ke Perak dengan melintas di jalur protokol di tengah kota. Sedangkan untuk feeder akan melayani transportasi masyarakat di jalur MERR Surabaya Timur.
Keduanya akan ditenderkan dan target operasi sekitar pertengahan tahun 2016. Baik trunk maupun feeder ini akan bersinergi dengan angkutan massal trem yang akan dibangun.
”Untuk feeder  akan sangat bermanfaat bagi masyarakat di area perumahan yang jumlahnya cukup banyak di Surabaya Timur. Selain itu akan menjangkau konsumen mahasiswa ITS, Unair, UPN  dan PTS lainnya. Feeder akan melayani rute Gunung Anyar hingga Kenjeran,” tambahnya.
Untuk operasionalnya, Dinas Perhubungan akan memberikan subsisi tarif berupa Passenger Service Obligation. Subsidi akan bergantung pada biaya operasional, pemakaian bahan bakar dan biaya operasi kedepan (BOK). [dre]

Tags: