Distribusi Naskah Region VI Dahulukan Kalimantan

Dindik Jatim, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim  yang ditunjuk sebagai koordinator regional  VI Ujian Nasional (UN) mulai menjalankan tahapan persiapan. Dalam hal persiapan, Dindik Jatim akan memprioritaskan pengiriman naskah ke wilayah provinsi se Kalimantan lebih dulu.
Menurut Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi, sebagai koordinator region VI pihaknya harus mempersiapkan banyak hal untuk pelaksanaan UN ini. “Mulai kirim dari percetakan PT Jasuindo di Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo ke Kaltim di atas tanggal 20 Maret,” ungkap Harun.
Mantan Kadisbudpar Jatim ini menegaskan, prinsipnya cetak soal untuk Jatim maupun se Kalimantan sudah siap. Namun karena pertimbangan jarak, maka pengiriman dilakukan wilayah yang jauh dulu, kemudian tengah, baru yang dekat.
Sementara untuk kepulauan Sumenep dan Bawean dijadwalkan dikirim mulai 31 Maret. Selain jarak, pertimbangan lain juga karena cuaca, gelombang laut hal teknis lainnya.
“Kalau distribusi soal untuk wilayah di Jatim sendiri diperkirakan 3, 4, 5 April. Waktu tiga hari itu sudah cukup,” tutur Harun.
Terkait biaya, Harun mengatakan seluruh biaya distribusi menjadi tanggungan perusahaan pemenang lelang cetak. Termasuk biaya angkut menggunakan kapal laut ukuran besar, bahkan helikopter sekalipun. Tetapi, penggunaan helikopter alternatif terakhir.
“Progress report sudah dirapatkan akhir pekan lalu di Jakarta, termasuk dengan Balitbang (Jatim),” ungkap dia.
Persiapan juga telah dilakukan secara menyeluruh bagi peserta UN di sekitar letusan Gunung Kelud. Harun mengaku telah berkoordinasi dengan Kabupaten/Kota Blitar, Kabupaten/Kota Kediri, Kabupaten Malang, dan Kota Batu semuanya siap melaksanakan UN.
Kalau sekolah sebelumnya sempat diliburkan karena letusan, tanggungan proses belajar-mengajar akhirnya diganti Sabtu-Minggu para murid diwajibkan masuk.
Untuk infrastruktur sekolahan yang rusak, kata Harun,  sementara disiasati lebih dulu. Misalnya atap yang jebol, agar bisa digunakan sementara ditutup menggunakan terpal. “Prinsipnya UN harus tetap di sekolahan masing-masing, meski jebol,” tegas alumnus Lemhanas terbaik 2008 ini.
Khusus untuk sekolah di daerah langganan banjir juga menjadi perhatian dalam rapat di Kemenndikbud. Di Jatim, wilayah Sampang, Situbondo, Bojonegoro, Pasuruan adalah daerah langganan banjir. Soal ini, murid bisa dipindah ke sekolah lain, dengan catatan semua peserta UN berada di satu sekolah. Yang harus diperhatikan Dindik daerah banjir adalah ketersediaan gudang yang benar-benar aman, bebas banjir.
Gudang ini untuk menyimpan dokumen UN, lembar soal dan jawaban. “Yang pasti soal pengamanan tidak perlu dikhawatirkan. Kementerian sudah bekerjasama dengan Mabes Polri. Mabes mengirimkan kawat ke seluruh jajaran kepolisian di Indonesia untuk mengawal dan mengamankan distribusi soal,” sebutnya. [tam]

Tags: