Diterjang Banjir Tembok Bantaran Amblas di Situbondo

Salah satu tembok penahan bantaran sungai Jumain Desa/Kecamatan Besuki, Situbondo amblas terkena hantaman banjir kemarin. [sawawi]

Situbondo, Bhirawa
Korban banjir luapan sungai Juma’in di Desa Besuki, Kecamatan Besuki, Situbondo hingga kini mengaku cemas dan ketakutan akan datangnya banjir susulan. Bahkan mereka khawatir rumahnya akan amblas tergerus air sungai karena sejumlah sarana prasarana di sungai setempat banyak yang rusak. Jika tidak segera dilakukan perbaikan kekhawatiran warga bantaran sungai akan kian memuncak.
Informasi dari lokasi kejadian menyebutkan, luapan air sungai yang terjadi kemarin malam menyebabkan tembok rumah warga ambrol. Tembok sepanjang 7 meter itu merupakan pembatas rumah dengan sungai. Bahkan ada beberapa rumah yang berada dipinggiran sungai terancam ikut ambrol, jika air sungai kembali membesar. “Ini dihantam gerusan banjir sehingga tembok rumah warga yang berbatasan dengan bantaran sungai ambrol,” aku Toyani, warga setempat kemarin (31/1).
Salah seorang warga kolega Toyani, Abdur Rahem berharap akan adanya  bantuan bronjong sebab pemasangan bronjong tersebut diharapkan akan menahan erosi sungai Jumain yang memiliki arus sangat besar. Menurut Abdur Rahem, ada beberapa rumah terancam amblas, karena pondasinya persis berada dibibir sungai. “Ini memang harus dipasangi bronjong. Kalau tidak akan merembet ke tembok rumah warga lainnya,” tutur Abdur Rahem.
Tidak hanya itu saja, sambung Abdur Rahem, warga yang berada disekitar bantaran sungai juga meminta dibangun plengsengan permanen serta dilakukan normalisasi (pengerukan). Sebab dari banyaknya pohon bambu tersebut, kata dia, dapat menyebabkan saluran air di sungai tidak normal. “Kami sangat berharap kepada instansi terkait agar setidaknya dipasangi bronjong. Untuk jangka panjang agar dibangun plengsengan dibantaran sungai ini,” ujar Abdur Rahem.
Abdur Rahem menandaskan, luapan air sungai di Desa Besuki, Kecamatan Besuki, menyebabkan rumah 96 Kepala Keluarga di tiga dusun ikut terendam banjir. Air banjir meluber ke pemukiman warga rata-rata mencapai 80 hingga 90 cm. Bahkan arus air sampai meluber ke perumahan penduduk, ungkap Abdur Rahem, karena sungai Juma’in tak mampu menampung debit air yang cukup besar. “Sebagian warga mengaku panik mengingat air datang secara mendadak,” pungkas Abdur Rahem. [awi]

Tags: