DPR RI Dukung Provinsi Jawa Timur Tolak Impor Beras

Komisi Vl DPR RI saat Kunker ke gudang Bulog Divre Jatim di Buduran Sidoarjo

Surabaya, Bhirawa
Gonjang ganjing harga beras premium yang menembus angka Rp 14.000/kg membuat berbagai pihak kebakaran jenggot, makanya tidak heran kalau pemerintah berinisiatif akan mengimpor beras untuk menghindari sesuatu hal yang tidak diharapkan bersama terjadi.
Persoalan impot beras ini akhirnya jadi kontradiksi, pro dan kontra juga bergulir. Yang jelas pakde Karwo sapaan akrab gubernur Jatim Soekarwo jauh jauh sudah menolak kebijakan impor beras tersebut, alasannya karena beras di Jatim masih cukup bahkan bisa dikatakan surplus.
Wakil Ketua komisi VI DPR Rl Ir.H Azam Azwan Natawijana yang melakukan Kunjungan kerja (Kunker) bersama anggotanya Kamis (25/1) kemarin setelah melihat langsung gudang Bulog di Buduran Sidoarjo langsung menyatakan mendukung kebijakan pakde Karwo,”Jatim masih cukup jadi tisak perlu impot beras,”ungkapnya di sela sela Kunker.
Alasannya untuk 2018 tahun ini Raskin atau Rastra dihapus diganti dengan Bansos atau bantuan sosial jadi tidak ada Raskin atau Rastra lagi. “Berangkat dari kenyataan ini makanya tidak perlu lagi Jayim impor beras,” tegasnya lebih lanjut.
Bahkan Azam Azwan minta Bulog Divre Jatim harus berani menolak beras dari pemerintah yang rusak karrna sejauh ini beras yang diberikan ke Bulog adalah beras yang berkadar air tinggi sehingga sering terjadi rusak karena pembusukan,” Kalau Bulog tidak brrani menplak kasihan masyarakat yang menerimanya, disamping itu yang rusak nanti adalah nama Bulog,” tandasnya lebih lanjut.
Sementara itu, Dirjen Perdagangan dalam negeri Imam Subowo yang didamping kabulog Divre Jatim Muhammad Hasyim yang hadir pada acara tersebut mengatakan bahwa, untuk Bansos beras nanti sebagai pengganti beras Raskin dan Rastra akan menggunakan kartu yang hanya bosa di akses di lontet konter trttrntu Bilog seperti agen bank dan
rumah pangan Bulog.
Diharapkan dengan cara semacam ini maka akan lebih baik dan lebihb tertib serta mengena pada mereka yang memang membutuhkan beras beras tersebut, tidak lagi salah sasaran.
Kabulog Divre Jatim menambahkan bahwa untuk mengantisipasi gejolak harga di Jatim, Bulog Divre Jatim terus menerus melakukan Operasi Pasar bsecara rutin,”Sehingga dengan demikian maka gejolak harga atau honjang ganjong soal beras di Jatim akan biaa ditanhano karena sudah diantisipasi sejak dini melalui operasi pasar,”pungkas Muhammad Hasyim. [ma]

Tags: