DPRD Geram, RSUD Bangil Telantarkan Pasien

IGD RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan, Rabu (4/1). DPRD Kabupaten Pasuruan geram dengan menculnya keluhan masyarakat, terkait buruknya pelayanan di RSUD Bangil, di Kabupaten Pasuruan. [Hilmi Husain]

IGD RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan, Rabu (4/1). DPRD Kabupaten Pasuruan geram dengan menculnya keluhan masyarakat, terkait buruknya pelayanan di RSUD Bangil, di Kabupaten Pasuruan. [Hilmi Husain]

(Padahal Anggaran Rp 14 M untuk Pasien Kurang Mampu)
Pasuruan, Bhirawa
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pasuruan dibuat geram dengan munculnya keluhan masyarakat terkait buruknya pelayanan di RSUD Bangil, di Kabupaten Pasuruan.
Itu terjadi pada pasien miskin bernama Nurani (45) warga Bulukandang, Kecamatan Prigen yang menderita penyakit gondok. Pasalnya pihak RSUD Bangil tak menanganinya secara cepat lantaran berasal dari keluarga tak mampu.
Anggota DPRD Komisi IV, Kasiman menilai seharusnya RSUD Bangil melayani pasien miskin tersebut. Pasalnya, RSUD itu sudah mendapatkan kucuran dana hingga mencapai Rp 14 miliar khusus melayani pasien dari masyarakat kurang mampu.
“Atas keluhan itu, kami sangat kecewa sekali. Apalagi keluhan terkait pasien tak mampu yang ditelantarkan oleh pihak rumah sakit Bangil. Karena RSUD Bangil sudah mendapatkan anggaran hingga mencapai Rp 14 miliar untuk melayani pasien kurang mampu,” terang Kasiman kepada sejumlah wartawan, Rabu (4/1).
Menurutnya, anggaran khusus Rp 14 miliar untuk perawatan dan pengobatan keluarga miskin memang jenis pembiayannya bervariasi. Namun, prinsipnya semua penyakit yang dialami warga miskin di Kabupaten Pasuruan bisa tercover dari anggaran tersebut.  “Besaran anggaran itu untuk pengobatan rakyat. Tapi, nyatanya masih saja ada pasien yang mengeluh. Akreditasi paripurna yang diraih RSUD Bangil ternyata tercoreng,” kata Kasiman.
Rumah sakit yang meraih akreditasi paripurna itu seharusnya pelayanan di nomer satukan. Terlebih tak ada keluhan. Disampaikan lagi, iapun menyatakan paling geram saat pasien diminta untuk membayarkan uang. Dengan alasannya untuk mempercepat proses penanganan dan perawatan medis.
“Apapun alasannya, pasien kurang mampu harus cepat ditolong. Bukan dibiarkan seperti itu. Kasihan ibu itu harus segera dioperasi, karena gondoknya semakin membesar. Bahkan, orang sudah susah malah justru disuruh bayar. Makanya, dari kejadian ini akan saya jadikan bahan evaluasi untuk dibawa ke paripurna dewan selanjutnya,” kata Kasiman.
Dirincikan lagi, dalam setahun anggaran itu belum habis. Apalagi, tahun 2017 saat ini DPRD Kabupaten Pasuruan mengganggarkan kembali Rp 20 miliar untuk program Keluarga Miskin (Gakkin).
Terpisah, pihak RSUD Bangil belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini. Informasinya pasien penderita gondok atas nama Nuraini akan ditangani pekan depan. [hil]

Tags: