Dua Caketum Golkar Diduga Langgar Kode Etik

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Setnov Hilangkan Uang Mahar, Syahrul Sindir Pemimpin Indonesia
Surabaya, Bhirawa
Jelang Munaslub Partai Golkar di Bali pada 15-17 Mei,  Komisi Etik Munaslub Partai Golkar menemukan pelanggaran kode etik yang  diduga dilakukan oleh dua Caketum Partai Golkar, yakni Ade Komarudin (Akom) dan Setyo Novanto (Setnov).
Ketua Sterring Commite (SC) Munaslub Partai Golkar Nurdin Halid  mengungkap selain Akom tertangkap tangan di Hotel Grand Melia Jakarta kemarin, juga ada pertemuan di Hotel Ritz Carlton dan sebuah tempat di Malang sebelum kampanye di Surabaya digelar yang dilakukan oleh SN (Setya Novanto). Pertemuan di salah satu hotel di Surabaya dan Malang diduga terkait politik uang setelah adanya kandidat yang bertemu sekretaris DPD II se- Jatim.
“Selain AK (Ade Komarudin) juga ada SN (Setya Novanto). Mereka ini disinyalir telah melanggar kode etik. Namun untuk menentukan mereka benar-benar melanggar perlu dilakukan pembuktian secara otentik. Jika benar diketemukan pelanggaran, maka yang bersangkutan (Caketum) bisa didiskualifikasi” kata pria yang juga Wakil Ketua DPP Partai Golkar ini, Rabu (11/5).
Ketiga laporan tersebut kata dia akan dibahas di sidang komite etik di Bali pada Kamis hari ini. “Sidang komite etik untuk membuktikan bahwa ketiga pertemuan itu melanggar aturan Munaslub atau tidak,” ujarnya.
Sebelumnya, Akom disebut tertangkap komisi etik sedang menggelar pertemuan dengan pimpinan DPD Kalimantan Barat di Hotel Grand Melia Jakarta kemarin. Namun Akom membantah. Kata Akom, dia hanya bersalaman dan bertegur sapa dengan pimpinan DPD Kalimantan Barat saat di hotel tersebut. Di hotel itu, Akom mengaku memiliki janji untuk makan siang bersama Tommy Soeharto.

Visi Misi Kandidat
Sementara itu pemaparan visi misi  dalam forum Debat Caketum Partai Golkar Zona 2, Jawa-Kalimantan diikuti oleh delapan kandidat di Hotel Pullman Surabaya, Rabu (11/5). Mereka ini di antaranya Setya Novanto (Setnov), Ade Komarudin (Akom), Azis Syamsudin, Mahyuddin,  Erlangga Hartarto dan Syahrul Yasin Limpo.
Setnov banyak menyindir partai lain saat memaparkan visi misinya di Debat Caketum Partai Golkar Zona 2,  Jawa-Kalimantan di Hotel Pullman Surabaya. Menurutnya, partai lain banyak yang berusaha menggoyang posisi Partai Golkar.
“Contohnya waktu Golkar dekat dengan pemerintah, banyak partai lain yang berusaha menggoyang posisi kita,” jelasnya.
Oleh karena itu, menurutnya Partai Golkar harus menjadi sebuah parpol yang solid. Sebab, hal itu merupakan salah satu kunci agar Partai Golkar bisa disegani oleh parpol lain.”Dengan cara itu, kita bisa mengembalikan kejayaan partai ini seperti pada 2004 lalu,” tegas Setnov.
Selain itu, saat terpilih nanti Setnov berjanji akan menghilangkan budaya pemberian uang mahar. Alasannya, selama ini dia masih sering mendengar adanya calon kepala daerah yang resah saat akan maju dalam pilkada karena adanya uang mahar.     “Kalau saya jadi, saya pastikan akan saya hapus, tidak boleh ada lagi uang mahar,” ujar Setnov.
Dalam menyampaikan visi dan misinya, setiap Caketum mendatangkan pendukungnya masing-masing. Sambil memakai kaos masing-masing dukungannya, mereka meneriakkan yel-yel sambil mengangkat tangan. Tentu saja suasana yang terjadi tidaklah tegang namun bertambah semarak.
Setnov misalnya sebelum menyampaikan gagasannya, para penggembiranya yang banyak didominasi oleh cewek  berbaju seksi terus meneriakkan yel-yel. Tentu saja hal ini menarik perhatian para undangan yang hadir.
Sementara, Caketum Partai Golkar lainnya, Syahrul Yasin Limpo saat menyampaikan visi dan misinya menyindir pemimpin di Indonesia. Menurutnya, saat ini para pemimpin di Indonesia sibuk menjadi selebriti di media.
“Pemimpin jangan hanya sibuk jadi selebriti, artis yang sering muncul di media, tapi tidak menjaga negara,” ujar Syahrul.
Menurutnya, jika pemimpin sibuk menjadi selebriti media, maka tugasnya untuk menjaga kesejahteraan masyarakat akan terabaikan. Hal ini bisa menyebabkan masyarakat menjadi bosan dan muak. “Tugas kader-kader Golkar untuk memunculkan alternatif kepemimpinan,” ucap Syahrul.
Meski demikian, dalam kesempatan itu Syahrul banyak menyampaikan pujian kepada calon lainnya, Ade Komarudin. Menurutnya, Ade merupakan calon yang layak menjadi Ketua Umum Partai Golkar. “Bahkan, saya juga siap mendampingi Pak Akom (Ade Komarudin) ketika beliau menjadi Ketua Umum Golkar nanti,” urai Syahrul.
Sedang, Caketum Partai Golkar Ade Komarudin menilai partainya belum terbiasa menjadi oposisi. Pasalnya, partai berlambang pohon beringin itu terlalu lama berada di dalam kekuasaan.
“Partai ini belum terbiasa beroposisi, karena terlalu lama berkuasa. Golkar harus kembali ke cita-cita awalnya, yakni sebagai sebuah partai yang moderat, bersih, karya dan kekaryaan. Hal ini sesuai dengan Panca Karsa yang ada di dalam Partai Golkar,” ujarnya.
Sebelumnya, kandidat calon juga telah mengikuti debat di zona pertama yang digelar di Medan dengan wilayah cakupan kader dan pengurus yang diundang adalah seluruh wilayah di Sumatera.
Sementara debat untuk zona kedua yang dipusatkan di Surabaya kali ini, akan disaksikan oleh sebanyak 174 Ketua DPD tingkat provinsi dan kabupaten/kota dari seluruh wilayah di pulau Jawa dan Kalimantan. [cty]

Tags: