Dua Kecamatan di Kab Nganjuk ‘Tenggelam’

Situasi banjir bandang di pemukiman warga dan kendaraan yang mogok di tengah luapan banjir bandang di jalan jurusan Kecamatan Lengkong - Gondang. (ristika/bhirawa)

Situasi banjir bandang di pemukiman warga dan kendaraan yang mogok di tengah luapan banjir bandang di jalan jurusan Kecamatan Lengkong – Gondang. (ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Banjir bandang tenggelamkan wilayah Kecamatan Gondang dan Kecamatan Lengkong serta ratusan hektar sawah tanaman padi siap panen. Kondisi paling parah dimana ketinggian air mencapai 1,5 meter terjadi di Desa Ngujung, Desa Sumberagung, Desa Jaan, Desa Balonggebang di Kecamatan Gondang. Sedangkan di Kecamatan Lengkong, banjir paling parah terjadi di Desa Jerukwangi.
Akibat seharian diguyur hujan, akses jalan dari Kecamatan Lengkong menuju Gondang sempat macet total lantaran banjir mencapai ketinggian sekitar setengah meter. Beberapa kendaraan roda empat dan roda dua banyak yang mogok di tengah genangan banjir setelah nekad menerobos luapan air hujan dari aliran sungai Gunung Kendeng Utara sore itu. “Banyak kendaraan yang macet di tengah-tengah banjir, karena nekad,” ujar Sarbini, (55), warga Desa Senggowar Kecamatan Gondang.
Menurut Sarbini, banjir bandang bukan hanya menenggelamkan akses jalan dan perkampungan, beberapa hewan ternak milik petani juga ikut terendam. Pemilik ternak terpaksa menyelamatkan hewan ternaknya ke tempat yang lebih aman.
Bukan hanya itu, banjir juga sempat memporak-porandakan beberapa pagar warga di Desa Sumberagung Kecamatan Gondang, serta ratusan hektar tanaman padi yang siap dipanen ikut terendam. “Yang parah di Dusun Kedungpilang, ada ratusan hektar padi yang siap dipanen ikut terendam, serta di perkampungan air mencapai ketinggian sekitar dada orang dewasa,” tegas Sarbini yang juga seorang guru di SMKN Gondang itu.
Saat itu, lanjut Sarbini, bersama beberapa teman guru di sekolah tempat ia mengajar sedang menyelenggarakan pelajaran tambahan untuk persiapan ujian nasional bagi kelas XII. Tidak disangka, air mulai masuk lingkungan sekolah hingga beberapa ruang kelas mulai digenanangi banjir. Akibatnya, proses belajar mengajar pelajaran tambahan terpaksa diurungkan dan peserta didik dipulangkan. “Untung jam mengajar saya sudah selesai, anak-anak langsung saya pulangkan,” kata Guru Bahasa Indonesia itu.
Menurut Sarbini, hujan mulai mengguyur wilayah Kecamatan Gondang sekitar pukul 12.00 WIB hingga menjelang magrib. Sedangkan air mulai naik hingga menenggelamkan beberapa rumah warga sekitar pukul 14.00 WIB.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk Ir. Soekonjono menyampaikan, hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan jumlah kerugian akibat banjir bandang yang menerjang dua wilayah kecamatan tersebut.
Namun demikian, Soekonjono telah memerintahkan seluruh anggotanya untuk terjun ke lokasi banjir, menginventarisir jumlah kerugian, baik material maupun jiwa. “Hingga saat ini belum ada laporan telah terjadi kerugian, kami masih terus melakukan pendataan di lokasi banjir,” ujar Soekonjono.
Menurut Soekonjono, banjir diakibatkan hujan lebat, sehingga, air yang berasal dari hutan mengalir ke sejumlah sungai kecil dan waduk di wilayah Nganjuk utara tersebut. Diantaranya, air mengalir ke waduk Sengon Desa Balonggebang Kecamatan Gondang dan waduk Sumberagung, Desa Sumberagung, masing-masing di Kecamatan Gondang.
Karena tidak kuat menampung tingginya debit air sehingga air meluber ke kejalan-jalan dan perkampungan warga. “Air yang mengalir ke sungai hutan itu arusnya deras, sehingga airnya cepat mengalir ke sungai yang lebih besar dan waduk, tapi tidak kuat menampung akhirnya meluap kemana-mana,” tukasnya. [ris]

Tags: