Edukasikan Sejarah Ken Dedes Melalui Ludruk

5-ADV-2Sidoarjo, Bhirawa
Untuk memberikan pesan-pesan pembelajaran sejarah yang menjadi koleksi Museum Negeri Mpu Tantular. Dinas Disbudpar Provinsi Jatim telah memberikan visualisasi yang tepat dan mudah diterima semua masyarakat, yakni dengan media kesenian tradisional Ludruk.
Ka UPT Museum Negeri Mpu Tantular Provinsi Jatim, Drs Edi Irianto MM usai membuka pementasan kesenian daerah Ludruk Karya Budaya dari Mojokerto, pada Sabtu (6/12) malam di Halaman Museum Tantular di Jl Raya Buduran Sidoarjo mengatakan, Ludruk juga sebagai media untuk memvisualisasikan cerita atau pesan yang ada pada koleksi museum.
Kali ini Disbudpar Provinsi Jatim telah menggelar salah satu koleksi museum yang master peace yakni patung Pratnya Paramita atau yang lebih dikenal dengan nama Ken Dedes. Ken Dedes ini mempunyai cerita yang sangat luar biasa, dari Ken Dedeslah raja-raja di Tanah Jawa ini dilahirkan. ‘’Dia adalah sosok wanita Jawa yang mendapat gelar wanita tercantik di Tlatah Jawa,’’ katanya.
Adapun pesan yang terkandung dalam Pratnya Paramita inilah yang akan disampaikan kepada masyarakat. Karena pesan sejarah atau nilai-nilainya itu bagus. Makanya dalam memvisualisasikan itu juga harus pada media yang bagus juga, salah satunya Ludruk. Karena ludruk juga merupakan khas kesenian daerah Jatim, makna di dalamnya sangat luar biasa, disitu ada gerak tarinya, ada dramanya, ada lawakannya termasuk juga ada laganya. ‘’Pokoknya pementasan ludruk ini paling komplit makna dan adegannya,’’ terang Edi Irianto.
Sehingga pergelaran ini bisa dijadikan tontonan yang sangat luar biasa. Maka dari itu, museum harus menjadi wahana tontonan dan tuntunan. Jadi cerita yang bagus harus divisualisasikan dengan media yang bagus pula.
‘’Harapan kami, hasilnya akan menjadikan suatu hiburan yang sangat mendidik bagi masyarakat, dalam rangka menaikkan apresiasi dan pencintraan terhadap Museum Tantular,’’ harap Pak Edi–sapaan akrab sehari-hari. [ach]

Keterangan Foto : Ka UPT Museum, Edi Irianto menyerahkan selendang kepada Sinden sebagai simbolis pagelaran Ludruk dimulai.[achmad suprayogi/bhirawa]

Tags: