Ekonomi Kreatif Budaya

Festival budaya antar-kota dunia, digelar di Surabaya. Enam negara Eropa turut mengirim delegasi, termasuk negara yang memiliki seni budaya unik (Uzbekistan). Unjuk budaya tengah di-geber di berbagai daerah melalui karnaval dan festival pagelaran berskala internasional. Selain ragam seni tari, kreasi kostum (pakaian adat) juga ditonjolkan. Bahkan ragam kuliner dapat disuguhkan sebagai menu makanan selama gelaran budaya.
Pengenalan (kekayaan) budaya daerah pada pentas dunia, bisa mendorong ekonomi kreatif. Di Jawa Timur terdapat Banyuwangi dan Jember, masuk dalam 10 gelaran tertinggi nasional. Semestinya, gelar budaya internasional bertajuk “Surabaya Cross Culture Festival,” (tahun 2018) tergolong unggulan. Namun masih perlu dukungan marketing (dalam dan luar negeri), serta dukungan (pelibatan) partisipasi warga kota.
Pemerintah Kota Surabaya, terkesan mempercayakan pada “panitia tunggal” (pelaksana pertunjukan). Gelar budaya antar-kota dan antar-bangsa, semestinya memanfaatkan pemasalan informasi melalui kecamatan dan kelurahan. Serta memecah gelaran efstival di berbagai wilayah (timur, selatan, dan barat). Dengan jumlah peserta sebanyak 210, cukup memadai dilakukan pembagian wilayah keramaian.
Saat ini hampir seluruh wilayah Surabaya telah mengalami peningkatan perekonomian. Hal itu terbukti dengan banyaknya wahana hiburan keluarga di kota Surabaya. Di Timur terdapat wahana pantai Kenjeran, dan hutan wisata mangrove yang bisa dikembangkan melalui investasi kelas dunia. Pamurbaya (pantai timur Surabaya) masih menyimpan potensi seni mendukung ke-wisata-an. Termasuk budaya (seni hadrah) masyarakat Pamurbaya, sudah sangat kondang.
Di Surabaya barat, telah berkecambah wahana wisata usaha swasta, selalu ramai dikunjungi masyarakat. Sedangkan di Surabaya selatan, terdapat wahana hiburan keluarga Surabaya Carnival. Juga sungai Kali Surabaya yang masih “perawan” dari sentuhan investasi. Serta KBS (Kebun Binatang Surabaya) sebagai taman flora dan fauna, terbesar di Indonesia. KBS telah menjadi heritage taman flora dan fauna berkelas dunia, walau sedang mengalami kisruh pengelolaan.
Jawa Timur menjadi propinsi ketiga (setelah Bali, dan Jawa Tengah) yang memiliki kekayaan seni budaya. Seluruhnyha berpotensi dikembangkan menjadi ekonomi kreatif ke-wisata-an bertaraf internasional. Misalnya, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC). Selain memiliki tari Gandrung (khusus laki-laki), juga dimiliki Gandrung Seblang (khusus perempuan). Pada masa kini, tari gandrung dipentaskan sekaligus oleh penari laki-laki dan perempuan. Gerakannya unik, mirip paduan tari Jawa dan Bali.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tergolong sukses mengemas gelar seni budaya berkelas internasional. Misalnya, memperkenalkan pantai Boom, melalui pergelaran tari gandrung oleh seribu lebih penari. Juga meng-kreasi pertunjukan tari Gandrung di bawah permukaan laut (menyelam). Pertunjukan kolosal sekaligus dapat menjamin kelestarian seni budaya, karena diukung partisipasi masyarakat luas. Boleh jadi, tari Gandrung akan menjadi pesaing tari Pendet dan tari Kecak (Bali).
Ke-terkenal-an tari Gandrung, merupakan hasil upaya sistemik Pemkab Banyuwangi. Sampai terpilih tampil di Amerika Serikat (AS) pada even “Remarkable Indonesia Fair,” (mulai 7 Juli 2018). Tak tanggung-tanggung, tari Gandrung tampil di tiga daerah di AS (Chicago, Kentucky, dan Minnesota). Remarkable Indonesia Fair, merupakan forum yang dihadiri ribuan orang kalangan pengusaha AS.
Pergelaran kesenian daerah, sekaligus dapat mencegah klaim bangsa lain terhadap heritage, warisan budaya keramahan. Ingat misalnya, beberapa kali negeri tetangga meng-klaim seni tari milik suku-suku di Indonesia. “Gendang 9” yang dimiliki suku Batak Mandailing. Begitu pula seni Reog Ponorogo.
Tujuan pergelaran seni budaya (tari, musik, dan kostum) bukan sekadar menarik kunjungan wisata. Melainkan juga menjadi garansi “keamanan” negara sebagai tujuan investasi. Kekayaan seni budaya dianggap sebagai simbol keramahan masyarakat terhadap pendatang (asing).

——— 000 ———

Rate this article!
Ekonomi Kreatif Budaya,5 / 5 ( 1votes )
Tags: