Ekonomi Syariah, Solusi Kesenjangan Ekonomi

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf berfoto bersama saat menghadiri launching buku kumpulan khotbah, bisnis dan keuangan syariah oleh OJK di Hotel Shangrila.

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf berfoto bersama saat menghadiri launching buku kumpulan khotbah, bisnis dan keuangan syariah oleh OJK di Hotel Shangrila.

Pemprov, Bhirawa
Sistem ekonomi syariah diharapkan bisa menjadi solusi baru bagi masalah keuangan di tengah perekonomian nasional yang belum kondusif. Perekonomian nasional yang lesu menyebabkan kesenjangan tinggi di tengah-tengah masyarakat, terutama masyarakat di level bawah makin terpuruk.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Gubernur Jatim, Drs H Saifullah Yusuf saat menghadiri acara Grand Launching Buku Kumpulan Khotbah Bisnis dan Keuangan Syariah, Pengukuhan LKMS, serta Produk Pusyar di Ballroom Hotel Shangri-La Surabaya, Selasa (22/12).
Menurut Wagub yang biasa dipanggil Gus Ipul ini, prinsip keuangan syariah yang didasari aturan-aturan dalam Agama Islam dipandang lebih adil dan sesuai dengan Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama muslim. “Apabila ini diterapkan dengan baik, sesuai syariah Islam, saya yakin mayoritas penduduk kita yang muslim akan menerima dengan baik,” ujarnya.
Menurut Gus Ipul, kata kunci ekonomi syariah adalah keadilan. Salah satu wujud nilai keadilan adalah dalam penerapan kebijakan yang berbeda terhadap berbagai level bisnis. Pada bisnis segmen besar, pemerintah cukup memfasilitasi saja, kemudian pada segmen kelas menengah, perlu distimulasi, dibimbing serta dikawal. Terakhir, yang terpenting adalah masyarakat di level bawah, dimana mereka perlu dikuatkan dan dibantu. “Yang dilakukan OJK ini sebagai bagian afirmasi ekonomi untuk kalangan bawah,” ujarnya.
Pelaksanaan sistem ekonomi syariah oleh OJK ini dipandang dapat mewujudkan perbankan syariah yang berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta mewujudkan stabilitas keuangan yang berdaya saing tinggi. Gus Ipul juga berharap agar sistem ekonomi syariah dapat membantu mempercepat proses pembiayaan UMKM. Sebagaimana diketahui, UMKM merupakan salah satu penopang utama perekonomian Jatim.
Ia menambahkan, salah satu tantangan ke depan adalah mencetak SDM yang mampu dan paham dalam menjalankan prinsip-prinsip ekonomi syariah. Ke depan, akan dilakukan kerjasama dengan OJK dan pihak-pihak terkait untuk melaksanakan pelatihan keuangan syariah, terutama di pesantren. Hal ini sebagai dukungan pada OJK dalam memasyarakatkan prinsip keuangan syariah. “Kita dukung OJK dalam membumikan ekonomi syariah,” tambahnya.
Terkait dengan peluncuran Buku Khotbah Bisnis dan Keuangan Syariah, Gus Ipul berharap buku ini dapat menjadi panduan penceramah dalam menyampaikan ceramahnya pada Umat Muslim. “Semoga ini dapat mendorong semua pihak untuk bekerja keras memenuhi kebutuhan dunia dan akhirat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Regional III Otoritas Jasa Keuangan, Sukamto, menyampaikan bahwa OJK terus konsisten dalam mendorong industri keuangan syariah. Menurutnya, pada Triwulan III Tahun 2015 ini pertumbuhan aset perbankan syariah di Jatim sekitar 7-8 persen, yang berarti lebih besar dari share perbankan syariah terhadap perbankan nasional yang hanya sekitar 4-5 persen. “Secara luas perkembangan sistem perbankan syariah di Jatim sangat menggembirakan,” ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini beberapa masalah keuangan syariah diantaranya adalah minimnya kesadaran masyarakat terhadap konsep bisnis syariah dan kurangnya infrastruktur yang mendukung. Selain itu, hadirnya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Syariah diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah.
Dalam acara ini, turut dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) peluncuran Produk Pembiayaan Usaha Syariah (Pusyar iB) yang merupakan salah satu bentuk diversifikasi produk keuangan syariah hasil kerjasama Pemerintah Daerah, Badan Amil Zakat Nasional/Daerah, dan perbankan syariah untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM. [iib]

Tags: