ESDM Ragukan Kab.Malang Penghasil Batu Akik

Tren batu akik dipamerkan di Museum Singhasari, Desa Klampok, Kec Singosari, Kab Malang, pada Rabu (20/5) kemarin. (cahyono/bhirawa)

Tren batu akik dipamerkan di Museum Singhasari, Desa Klampok, Kec Singosari, Kab Malang, pada Rabu (20/5) kemarin. (cahyono/bhirawa)

Kab Malang, Bhirawa
Potensi batu alam diantaranya yang sekarang lagi ngetren yakni batu akik, sebenarnya Kabupaten Malang juga tidak kalah dengan daerah-daerah  lain yang ada di Jawa Timur (Jatim), yang sama-sama penghasil batu akik.
“Namun, dengan adanya potensi tersebut, sayangnya masyarakat yang menemukan bongkahan batu akik itu, tidak pernah memberitahukan tempat ketika mereka menggali batu tersebut. Sehingga pihak ESDM kesulitan untuk melakukan penelitian lebih dalam,”  kata Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Malang MT Wardhana, Rabu (20/5), kepada Bhirawa.
Sementara, lanjut dia, informasi yang masuk padanya, tidak ada satu pun masyarakat memberitahukan lokasi penemuan atau penggalian dari desa mana. Tapi rata-rata mereka hanya memberitahukan nama kecamatan.
“Seperti di Kecamatan Wajak informasi yang kita terima terdapat batu alam yang berjenis bulu macan. Tapi ketika pihaknya menanyakan di desa mana batu itu terdapat, mereka tidak mau menyebutkan desanya,” jelasnya. Selain di wilayah Kecamatan Wajak katanya terdapat batu akik bulu macan, ia menjelaskan, di wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Informasinya juga terdapat batu akik jenis bacan cingcau yang berwarna hijau tua. Meski gumpalan batu itu sudah ditunjukkan, namun lagi-lagi saat ditanya dari desa mana batu itu digali, mereka tidak tahu atau memang mereka merahasiakannya.
“Jika masyarakat memberitahu lokasi penggalian batu alam berupa batu akik, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang siap untuk membantu masyarakat dalam melakukan pembinaan dan pelatihan. Serta mempermudah izin penambangan, tentunya harus sesuai dengan Undang-Undang (UU) Minerba,” kata dia.
Wardhana menegaskan, potensi Sumber Daya Alam (SDA) di Kabupaten Malang ini, mayoritas masuk di area lahan perhutani, sehingga hal itu juga salah satunya menyulitkan Pemkab Malang untuk mengelolanya. Dan kemungkinan, batu alam jenis akik yang ditemukan masyarakat di wilayah Malang Selatan masuk dalam wilayah Perhutani. Sementara, untuk melakukan kerjasama dengan Perhutani dalam pengelola SDA birokrasinya membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Padahal, Kabupaten Malang ini dari data ESDM sangat kaya dengan SDA-nya, selain kaya hasil laut dan hutannya, juga kaya akan batu alamnya diantaranya batu kapur, batu granit, emas, dan batu marmer. Namun sayangnya, potensi tersebut lokasinya sebagian besar di wilayah lahan Perhutani,” pungkasnya. [cyn].

Tags: