Evaluasi 2021, Tim Patroli Air Jatim Undang 30 Industri

Pemprov Jatim, Bhirawa
Sebanyak 30 industri diundang untuk proses pembinaan terkait kinerja pengelolaan limbah dalam kegiatan evaluasi Tim Patroli Air Jawa Timur 2021 dan pembinaan industri di Kali Surabaya, Kamis (23/12).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur ( DLH Jatim), Dr Ardo Sahak melalui Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Ahmad Handoko Hamdani menyampaikan sejak tahun 2019 telah ada perubahan dari proses penindakan industri pencemar sungai lebih pada pemantauan dan pembinaan.

“Pada tahun 2015 itu ada kesepakatan dari semua kepala daerah melalui Sekda di kabupaten/kota di wilayah DAS Brantas. Ada 16 kabupaten dan kota itu sudah menandatangani kesepakatan bersama untuk lebih memperhatikan imbauan dari pusat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” terang Handoko.

Kesepakatan menjaga Kali Brantas dengan 33 industri pada waktu itu untuk berkembang lebih jauh lagi untuk ikut menjaga kestabilan fungsi sungai. Dan yang dilakukan Patroli Air Sungai Brantas yang panjang 300 KM lebih juga ada prioritas dari sisi anggaran maupun sumber daya manusia.

“Kalau perlu ya bukan hanya DAS Brantas saja tapi juga ke yang lain seperti Bengawan Solo,” ujar Handoko.

Di tempat yang sama, Direktur Konsorsium Lingkungan Hidup (KLH) Jawa Timur, Imam Rochani selaku Koordinator Tim Patroli Air Jawa Timur mengatakan, patroli ini sudah berjalan 20 tahun.

“Kalau dilihat ini sudah menginjak dewasa. Hasil keputusan tindakan dan kebijakan yang ada di pemerintah itu yang akan kita sampaikan dan kebetulan dari kegiatan-kegiatan ini kita tidak pernah menindak. Bedanya mulai Undang-Undang No 32 Tahun 2009 ini kita tidak pernah menindak pidana. Artinya kita melakukan tindakan-tindakan serta dengan kaidah-kaidah hukum yang berlaku,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Kasubdiv Jasa ASA II/2 PJT I, Firman Sarifudin menjelaskan, patroli air merupakan pilot project dengan harapan tidak hanya di wilayah Kali Surabaya tetapi dimulai juga dengan sungai yang lain.

“Memang sementara ini di wilayah Kali Surabaya, Mengapa? Karena ya banyak industri yang ada di Kali Surabaya. Kalau kita ngomong stakeholder industri memang cukup banyak, oleh karena itu tidak hanya membuang limbahnya tetapi juga mengambil airnya dari Kali Surabaya”, kata Firman. [rac]

Tags: