F-SBMI Jombang Sebut Kenaikan BBM Berdampak pada Kelas Menengah Ke Bawah

Ketua DPC F-SBMI Jombang, Lutfi Mulyono.

Jombang, Bhirawa.
Federasi Serikat Buruh Migran Indonesia (F-SBMI) Jombang menyebutkan, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa berdampak kepada masyarakat kelas menengah ke bawah, termasuk kaum buruh di Jombang. Terlebih, selama 3 tahun terakhir ini tidak terjadi kenaikan upah buruh di Kabupaten Jombang.

Ketua DPC F-SBMI Jombang, Lutfi Mulyono menyebutkan, kenaikan BBM harus disikapi dengan serius, apalagi kenaikan harga bahan-bahan kebutuhan pokok juga melambung tinggi.

“Presiden saat inilah yang sepenuhnya bertanggung jawab guna membuktikan janji-janji politiknya,” kata Lutfi Mulyono melalui tulisan What’s App Telepon Selulernya, Selasa sore (16/06).

“Sangat terasa bagi masyarakat menengah ke bawah, apalagi dipicu dengan kesenjangan kondisi ekonomi yang luar biasa akibat kebijakan-kebijakan pemerintah yang sering berubah-ubah,” beber dia.

Terkait BBM di tanah air ini, Lutfi Mulyono menilai, seharusnya pemerintah segera membangun kilang minyak sendiri meskipun keuntungannya kecil.

“Namun bisa dinikmati jangka panjang sampai ke generasi-generasi berikutnya. Daripada diserahkan kepada pihak asing yang hanya menguntungkan segelintir kelompok elit,” ulas dia.

Sebelumnya, pada Senin (25/07) yang lalu, sejumlah anggota legislatif dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jombang bersuara soal wacana kenaikan harga BBM oleh pemerintah.

Ketua DPRD Kabupaten Jombang, Mas’ud Zuremi saat itu menyebutkan, masyarakat baru saja bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.

“Masyarakat makin terbebani dengan kenaikan BBM, meskipun kenaikannya untuk jenis-jenis tertentu,” kata Mas’ud Zuremi saat itu.

Sementara itu, anggota DPRD Jombang lainnya, Kartiyono menilai, naik atau tidaknya BBM bersubsidi bukan domain legislatif di tingkat kabupaten.

Namun dia memaklumi jika masyarakat keberatan jika BBM naik, karena perekonomian saat ini baru bangkit dari pandemi Covid-19.

“Mungkin pemerintah bisa mengambil langkah secara bertahap. Harus ada sosialisasi yang masif agar masyarakat bisa menerima alasan pemerintah menaikkan BBM,” papar Kartiyono saat itu.(rif.hel)

Tags: