Fakultas Pertanian Unej Dampingi Petani Kelor di Sumenep

Dekan Fakultas Pertanian Unej Prof. Sutrisno (kiri) saat menyerahkan bantuan peralatan terhadap Kelompok Tani Daun Kelor di Desa Pakandangan, Kec. Bluto, Kab. Sumenep, Selasa (24/1).

Jember, Bhirawa
Fakultas Pertanian Universitas Jember terus BB melakukan pendampingan dan mendorong petani Kelor di desa Pakandangan, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep Jawa Timur dapat memasarkan produknya ke pasar internasional (eksport).
Keseriusan ini dibuktikan dengan di serahkannya bantuan berupa alat penyulingan daun kelor kering dan alat presing biji kelor, Selasa (24/1).
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember Prof. Sutriono mengatakan, potensi tanaman kelor yang berada di tersebut sangat besar dengan dibuktikan sejak tahun 2014 masyarakat tersebut terus berinovasi dalam mengolah produk-produk turunan dari tanaman tersebut.
“Saya meyakini dengan potensi yang ada, dukungan dari berbagai pihak dalam mengembangkan potensi ini akan berdampak meningkatnya ekonomi masyarakat di Desa Pakandangan ini,” kata Sutrisno sekaligus ketua tim peneliti tanaman kelor kemarin.
Guru Besar Universitas Jember ini berharap dengan alat penyulingan tersebut para petani dapat mengolah bahan baku kelor kering atau basah menjadi pewangi ruangan, sedangkan alat presing biji kelor untuk membuat minyak oles dengan kasiat melembabkan, menghaluskan dan untuk menjaga kulit kepala dengan kandungan polifenol, flavonoit, vitamin C dan anti oksidan.
“Nilai kandungan yang ada pada biji kelor dan daun kelor sama, namun biji kelor dapat meningkat kandungannya jika di sangrai. Dalam perkembangannya para petani telah banyak membuat turunannya yaitu obat herbal dalam bentuk kapsul, teh celup, keripik, masker, kerupuk, tepung dan makanan ringan,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan, nilai ekonomi produk tersebut sangat tinggi dengan bahan baku yang sangat melimpah. “Saya berharap masyarakat konsisten dalam mengembangkan produk tersebut dan tentunya akan kami dampingi dengan riset-riset yang kami lakukan,” harapnya.
Sementara itu, Ahmad Nurdin, ketua Kelompok Tani yang sekaligus di Direktur CV. Nurul Jannah mengatakan, kontribusi Universitas Jember dalam mengangkat perekonomian masyarakat dengan riset dan pengabdiannya lebih terukur dan terarah. Sehingga program tersebut langsung dirasakan oleh masyarakat.
“Fakultas Pertanian sejak lama telah mendampingi kami, tak hanya mendampingi lewat riset, namun bagaimana cara memasarkan produk-produk kami di pasar nasional hingga eksport,” katanya.
Ahmad Nurdin juga menyebut bahan baku daun kelor mudah di dapatkan dan harga bahan baku relatif murah di kisaran Rp. 3.500/Kg, sedangkan harga tepung daun kelor Rp. 200.000/Kg.
“Kurang lebih ada 50 hektar pohon kelor organik yang tersebar di wilayah kecamatan Bluto, jadi kami tidak khawatir kehabisan bahan baku,” katanya. [efi.why]

Tags: