Gagal di Kota Batu, Kejar Juara di Negara Kanada

Kejuaraan Dunia Paralayang
Surabaya, Bhirawa
Atlet Paralayang Jatim yang bergabung dengan Tim Indonesia harus mengakui kehebatan atlet Thailand yang berhasil menyapu emas di Kejuaraan Dunia Paralayang yang digelar akhir pekan lalu. Namun mereka masih memiliki peluang merebut juara dunia di Seri IV yang digelar di Kanada.
Pada lomba yang digelar di Gunung Banyak Batu, Thailand memborong medali emas di ajang Paragliding Accuracy World Cup (2018) digelar di Gunung Banyak, Kota Batu. Indonesia kebagian perak.
Tiga emas itu dikuasai Thailand dari nomor overall, individual putri, dan beregu. Emas pada kategori overall direbut Tanapat Luangiam sedangkan individual putri dimenangkan oleh Nunnapat Phuchong.
Kemudian atlet Thailand lainnya Jirasak Witeetham merebut perak di kategori overall.
Sedangkan atlet Indonesia harus puas dengan raihan dua perak dan dua perunggu untuk tiga kategori yang dilombakan. Dua perak didapatkan dari kategori beregu dan individual putri. Perak didapatkan oleh Milawati Sirin, yang merupakan atlet timnas paralayang ke Asian Games 2018.
Untuk perunggu, atlet Indonesia yang mendapatkan adalah Johny Effendy dan Gita Rizky, ditambah beregu yang dimenangkan oleh Garuda 2.
Menurut Ketua Paralayang Jatim, Arif Eko Wahyudi, peluang atlet Jatim yang bergabung dengan Tim Indonesia Ike Ayu Wulandari dan Jafro Megawanto meraih juara dunia masih terjaga karena keduanya masih unggul di pengumpulan poin.
“Peluang juara dunia masih ada, asal keduanya turun di seri IV yang digelar di Kanada dan sampai saat ini keduanya menempati urutan teratas,” kata Arif Eko Wahyudi saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Selasa (17/7).
Lebih lanjut ia juga mengakui keunggulan atlet-atlet Thailand, sebab mereka memiliki teknik dan strategi yang sangat bagus untuk bisa meraih poin.
“Thailand sudah melakukan pembinaan by desain, semenjak kecil mereka sudah dibina,” katanya.
Sementara itu Jafro Megawanto mengakui Gunung Banyak merupakan arena yang sangat sulit, sebab perubahan angin tidak bisa diduga.
“Selama saya berlomba di luar negeri, venue Batu yang paling sulit dan itu juga diakui oleh atlet luar negri,” kata Jafro yang juga atlet asli Batu Jatim itu.
Seperti diketahui, sebanyak 148 atlet dari 15 negara, termasuk Indonesia mengikuti PGAWC 2018 digelar di Gunung Banyak, Kota Batu. Event untuk kejuaraan dunia dan tingkat asia ini dimulai pada 13 sampai 15 Juli 2018. [wwn]

Tags: