Geliat Perekonomian Ikan Asap di Dringu, Probolinggo

Para penjual ikan asap di sepanjang Jalan Raya Dringu Probolinggo. Kepulan asap kadang dikeluhkan pengguna jalan yang melintas diwilayah tersebut. [wiwit agus pribadi]

Kepulan Asap Kadang Ganggu Pengguna Jalan, Pedagang Siap Ditata Tanpa Relokasi
Kab Probalinggo, Bhirawa
Asap mungkin kerap mengganggu pengguna jalan yang melintas di Jalur Pantura Dusun Parsean, Desa Tamansari, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo. Sebab, di sepanjang jalan itu, berderet penjual ikap asap. Namun, asap itu bagi warga adalah ‘bara’ yang mengangkat ekonomi mereka. Namun perlu adanya lokasi yang lebih baik lagi baik untuk pedagang maupun pengguna jalan.
Bara bisa menjadi sumber api yang panas. Namun, bara dari arang para penjual ikap asap di Dusun Parsean itu adalah salah satu sumber kehidupan mereka. Dari menjual ikan asap, perekonomian warga setempat terangkat.
Di pinggir Jalan Pantura itu, sekitar 20 lebih pedagang ikan asap berderet rapi. Memanfaatkan lahan di pinggir bahu jalan. Ada yang berjualan di selatan bahu jalan, ada juga yang berjualan di utaranya. Lokasinya tepat di perbatasan wilayah Kecamatan Dringu dengan Kecamatan Gending.
Karena berjualan tepat di tepi jalan, asap saat memanggang ikan pun kerap memenuhi badan jalan. Aromanya tercium langsung pengguna jalan, menggugah selera siapapun yang melintas. Membuat mereka tertarik berhenti sejenak. Kemudian membeli beberapa ekor ikap asap.
Namun, tidak jarang asap putih yang bergulung itu dikeluhkan pengguna jalan. Membuat jarak pandang mereka terganggu sesaat. Memaksa pengendara motor misalnya, mengibaskan tangan mengusir asap demi mendapat jarak pandang yang kembali terang.
Setidaknya ada 20 pedagang ikan asap yang tampak berjualan di tepi Jalan Raya Dringu tersebut. Baik pedagang dengan lapak kecil, hanya menjual ikan asap. Hingga pedagang yang sampai membangun warung dan menyediakan nasi dan lauk ikan asap. Selama Ramadan kemarin, warga yang membeli ikan asap selalu ramai tiap harinya. Bahkan, lebih ramai dibanding tahun sebelumya saat pandemi Covid-19 sedang terjadi.
Tidak jarang, pengendara kendaraan bermotor yang melintas berhenti dan membeli ikan asap di sana. Seperti Rofiatunt, warga Besuki, Kabupaten Situbondo. “Saya mau pulang ke Besuki. Karena melihat banyak pedagang ikan asap di sini, jadi tertarik membeli. Rencananya mau buat buka puasa di rumah nanti,” tuturnya.
Rahmawati, salah satu pedagang ikan asap mengatakan, Ramadan memang selalu memberi keberkahan bagi para pedagang ikan asap. Tahun ini misalnya, pembeli yang datang jauh lebih ramai dibanding Ramadan tahun lalu. Kondisi itu pun sangat disyukuri hampir semua pedagang ikan asap di sana. “Alhamdulillah, lumayan ramai. Terutama saat puasa kemarin, banyak yang beli,” kata warga Desa Tamansari, Kecamatan Dringu itu.
Harga ikan asal sendiri bervariasi. Antara Rp 10 ribu sampai Rp 100 ribu. Tergantung jenis dan ukuran ikan. Sehari, pedagang ikan asap di sana bisa mengantongi ratusan ribu untuk keuntungannya saja. Namun, semua itu tergantung pada tingkat keramaian pembeli.
Jualan ikan asap itupun mampu menopang perekonomian keluarga warga setempat. Warga yang biasanya di rumah tidak bekerja dan tidak menghasilkan uang, kini banyak yang berjualan ikan asap. “Alhamdulillah. Usaha jual ikan asap ini bisa membantu ekonomi keluarga,” ungkap Suswati, penjual ikan asap yang lain.
Namun, Suswati sadar asap dari bakaran ikan itu kerap dikeluhkan pengguna jalan yang melintas. Karena itu, dia mengaku siap ditata. Yang terpenting tetap bisa berjualan di lokasi yang sama. Sebab, jika harus pindah ke tempat lain, dia khawatir malah sepi pembeli. Seperti saat para penjual ikan asap itu dipindah ke dekat pintu masuk Pantai Bentar.
“Dulu pernah dipindah ke sisi timur Pantai Bentar. Tapi sangat sepi pembeli. Akhirnya kami tetap jualan di tepi jalan ini,” kata pedagang asal Desa Randuputih, Kecamata Dringu itu.
Butuh Penataan tanpa Relokasi, keberadaan pedagang ikan asap di Dusun Parsean, Desa Tamansari, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, juga menjadi perhatian DPRD Kabupaten Probolinggo. Mengingat, usaha yang ada di tepi jalan raya itu mampu mengangkat perekonomian warga sekitar.
Hal itu diungkapkan Umil Sulistyoningsih, salah satu anggota DPRD Kabupaten Probolinggo. Umil, Selasa (17/5) mengatakan, dirinya ikut bangga dan bersyukur dengan semakin menjamurnya usaha ikan asap di tepi Jalan Raya Pantura Dringu tersebut. Karena, usaha itu sangat berdampak positif. Tentu segi perekonomian bergeliat di Dusun Parsean, Desa Randuputih, dan Desa Tamansari. “Kebetulan Parsean itu kampung halaman saya. Saya tahu betul, dampak positif perekonomian dengan usaha ikan asap warga ini,” kata Sekretaris Komisi III DPRD itu.
Namun, dia sadar pedagang ikan asap di tepi jalan itu mengundang pro dan kontra. Terkadang asap yang ditimpulkan bisa mengganggu pengguna jalan yang melintas. Namun, tidak sedikit pengendara yang melintas menikmati ikan asap tersebut. Terbukti, banyak warga yang berhenti dan membeli ikan asap itu.
Karena itu, menurutnya, ke depan harus ada kajian untuk menata para pedagang ikap asap itu. Namun, dengan tanpa merelokasi mereka. “Mungkin ke depan ada tempat khusus yang mudah dijangkau para pembeli. Karena, pernah disiapkan lokasi di sisi timur Pantai Bentar, tapi malah sepi. Akhirnya, pedagang yang jualan kembali ke tempat semula di pinggir jalan,” terangnya.
Pihaknya pun berencana mengajak koordinasi OPD terkait di Pemkab Probolinggo. Intinya, membahas lokasi mereka berjualan. Kajian penataan harus dilakukan, namun tanpa merelokasi mereka. “Pedagang tetap berjualan di tepi jalan, tapi lebih rapi. Lalu asapnya tidak mengganggu pengguna jalan. Jadi ditata tanpa memindahkan jualan ke tempat lain,” harapnya.
Sementara itu, hingga kini Pemkab Probolinggo belum mengambil langkah konkret menyikapi makin banyaknya pedagang ikan asap di tepi jalan raya Dringu. Pemkab menilai usaha itu merupakan terobosan yang menarik. Tinggal menata lokasinya agar lebih baik.
Plt Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Yahyadi mengakui, saat ini makin banyak pedagang ikan asap yang berjualan di tepi jalan raya Pantura itu. Pihaknya melihat usaha itu adalah cara kreatif memanfaatkan potensi ikan di sana.
Sebab, memang warga Dusun Parsean mayoritas nelayan. Untuk meningkatkan perekonomian keluarga, mereka pun berinovasi dengan berjualan ikan asap di tepi jalan raya. “Itu sebenarnya peluang potensial dan sudah dieksekusi oleh emak-emak pedagang ikan asap itu,” tambah Yahyadi. [wiwit agus pribadi]

Tags: