Gerakan Inklusi Sadar Pajak ke Sekolah Diapresiasi

Kepala SMK Antartika 2 Buduran Imam Jawahir saat memberikan apresiasi.

Sidoarjo, Bhirawa
Gerakan Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak (DJP) Jawa Timur II untuk melakukan inklusi kesadaran pajak dalam dunia pendidikan mendapat apresiasi dari para kepala sekolah (Kasek).
Diantaranya Kepala SMKN 1 Buduran Dra. Agustina, M.Pd, Kepala SMK Antartika 2 Buduran Imam Jawahir, S.Pd., M.Pd dan Kepala SMKN 1 Sidoarjo. Apresiasi tersebut ditegaskan saat Kanwil DJP Jatim II melakukan Inklusi kesadaran pajak dalam pendidik, kemarin di Aula SMKN 1 Buduran, Sidoarjo.
Kepala Sekolah SMKN 1 Buduran Agustina, sangat mengapresiasi inklusi kesadaran pajak tersebut. Karena, dengan adanya inklusi kesadaran pajak bisa menambah wawasan materi tentang perpajakan yang sudah ada dalam mata pelajaran.
“Kami sangat senang karena inklusi ini bisa menjadikan kami para guru dapat mengintregasikan ke dalam pelajaran, supaya anak didik bisa mempelajari dan memahami tentang pajak. Sehingga mereka tahu ilmu perpajakan dan menjadi warga negara yang baik taat pajak,” tutur Agustina.
Sementara itu, Kepala Bidang P2 Humas Kanwil DJP Jatim II Dr Nyoman Ayu Ningsih, SE. MM mengatakan kalau kegiatan inklusi kesadaran pajak ini dibagi dua. Sesi pertama yaitu guru dan sesi kedua yakni para peserta didik. Kenapa sasarannya kali ini para guru, karena guru memiliki figur ‘digugu lan ditiru’ atau orang yang dipercaya dan diikuti. Maka dari itu, pihaknya percaya inklusi yang sudah diberikan dapat diajarkan kepada peserta didik dan masyarakat luas. “Diharapkan para guru juga bisa mendidik peserta didiknya atas kesadaran wajib pajak,” terangnya.
Ia menambahkan, materi tentang perpajakan akan dimasukkan ke dalam mata pelajaran seperti halnya di universitas.
“Jadi tidak membuat kurikulum sendiri. Melainkan dikaitkan kedalam mata pelajaran, agar materi tentang kesadaran pajak tertanam kepada para peserta didik sejak dini,” tambah Nyoman Ayu Ningsih.
Namun terkait metodenya, para guru bisa menggunakan metodenya sendiri, atau menggunakan metode yang sudah ada yang bisa diakses melalui link http://edukasi.pajak.go.id dan link tersebut bisa disebar luaskan kepada peserta didik maupun lingkungannya. Sehingga nantinya bayar pajak diharapkan dapat tertanam dan menjadi motto para peserta didik.
Sasaran kegiatan ini yaitu, memberikan kesadaran terhadap anak didiknya untuk mengerti tentang pajak. “Kalau sekarang mereka punya motto malu kalau datang terlambat, suatu saat kami berharap mereka juga mempunyai motto malu kalau tidak bayar pajak,” katanya. [ach]

Tags: