GSP Bulog di Jatim Jelang Ramadan

Kepala dan wakil Bulog Sub Divre Bojonegoro ikut terjun langsung lapangan dalam stabilisasi gerakan pangan di pasar kota Bojonegoro.(achmad basir/bhirawa)

Madiun, Bhirawa
Dalam rangka memberikan kenyamanan kepada masyarakat menyambut bulan Ramadan dan Lebaran 2017 yang akan datang, sekaligus memeriahkan HUT ke 50 Bulog, secara serentak se Indonesia dan khususnya di Jatim termasuk Sub Diver nya dipusatkan di Bulog Sub Divre Surabaya Utara, mengadakan Gerakan Stabilitasi Pangan (GSP). Hal ini dilakukan pada Rabu (17/5) secara serentak se Indonesia, juga untuk mengantisipasi adanya gejolak kenaikan harga pangan.
“GSP yang dijajakan yaitu bahan-bahan kebutuhan pokok dalam rumah tangga dengan raga relatif murah dibandingkan dengan harga di pasaran umum. Sehingga wajar kalau di 16 titik RPK yang dijajakan petugas menjadi serbuan warga. Dalam hal ini, pembeli tidak dibatasi asalkan untuk kebutuhan sehari-harinya saja tidak apalah. Yang tidak diperbolehkan itu, kalau membeli untuk ditimbun, itu yang tidak diperbolehkan,” kata Kepala Bulog Sub Divre Wilayah IV Madiun, Agus Supriyanto kepada Bhirawa, Rabu pagi (17/5).
Menurut Kepala Bulog Sub Divre Madiun, Agus Supriyanto, untuk kegiatan GSP khususnya di Bulog Sub Divre IV Madiun yang wilayah kerjanya membawahi, Kabupaten/Kota Madiun dan Kabupaten Ngawi tersebar di 16 titik rumah pangan kita (RPK). Misalnya di Kab Madiun di gudang beras Bulog Madiun di Jeruk Gulung Kecamatan Balaerejo Kab Madiun.
Di Kota Madiun, di depan kantor Bulog Sub Divre IV Madiun di Jln. DI. Pajahitan, jln Mastrip, di depan gudang beras Bulog Madiun di Nambangan Kidul Kecamatan Manguharjo Kota Madiun. Sedang di Kab Ngawi di gudang beras Bulog Madiun di Geneng Ngawi dan di Alun-Alun Ngawi yang juga dibanjiri pembeli.
Sementara itu, di Tulungagung, menjelang Ramadan dan lebaran, Bulog Subdivre Tulungagung juga melakukan GSP, Rabu (17/5). Gerakan yang dikemas dalam operasi pasar sembako ini dilakukan serentak di wilayah Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar dan Kabupaten Trenggalek.
Kasubdivre Bulog Tulungagung, Krisna Murtiyanto, Rabu (17/5), mengatakan Gerakan Stabilisasi Pangan merupakan wujud kepedulian Bulog terhadap masyarakat. “Komoditas yang kami jual di operasi pasar merupakan komoditas yang rentan mengalami kenaikan harga jelang Ramadan dan lebaran. Seperti beras, gula, minyak goreng, tepung terigu, bawang merah dan bawang putih,” ujarnya.
Masyarakat dapat membeli komoditas yang ditawarkan Bulog ini di 10 gerai Rumah Pangan Kita (RPK) yang tersebar di wilayah Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar dan Kabupaten Trenggalek. Selain juga, di Kantor Bulog Subdivre Tulungagung, Gudang Bulog Bence Blitar, Gudang Bulog Ngujang Tulungagung dan depan rumah dinas Kasubdivre Tulungagung, Jl Mayjen Sungkono Kota Tulungagung.
Menurut Krisna Murtiyanto, harga yang ditawarkan pastinya dibawah HET (harga eceran tertinggi) pasar. Untuk beras harganya Rp 8.500 perkg. Kemudian gula putih Rp 12.000 perkg, minyak goreng Rp 11.000 perkemasan botol, tepung terigu Rp 7.600 perkg dan bawang merah Rp 20.000 per kg.
Di Kediri, meskipun  bulan Ramadan masih dua pekan lagi, pergerakan harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di Kota Kediri  mulai merangkak naik, dalam upayanya mengantisipasi agar kenaikan tidak semakin liar, Bulog Kediri menggelar operasi pasar selama dua pekan dalam rangka stabilisasi harga pangan.
Dikatakan Kepala Sub Bulog Kediri Rahcmat Syahjoni Putra, dari hasil pemantauan dilapangan harga bebrapa komoditas bahan pokok dipasaran sudah cukup tinggi, diantaranya beras medium dan beras premium mengalami kenaikan “Kita selaku Perum yang dituigaskan untuk menstabilkan haraga hari ini kita menggelar operasi pasar.” kata Syahjoni Rabu (17/5).
Dia menambahkan untuk para peternak pihaknya juga menyediakan jagung, namun untuk pembelian jagung para peternak ini harus mendapatkan rekomendasi dari asosiasdi peternak, dikhawatirkan jika tidak dilakukan pengetatan jagung ini akan ada di pasaran, sebab harga jagung dari bulog ini hanya Rp 4000, sedangkan harga di pasaran sudah mencapai Rp 4200-4500.
Sementara dalam stabiliasai harga pangan menjelang bulan Ramadan stok yang ada digudang bulog cukup aman, untuk  bawang merah bulog menyiapkan 1, 5 ton, untuk beras  premium 300 ton, beras medium 3000 ton, minyak goreng 500 liter dan  gula pasir 20 ribu ton.
Sementara itu pula, dalam rangka persiapan menjelang bulan Ramadan1438 Hijriyah, Bulog Sub Divre Bojonegoro juga melakukan GSP di tiga wilayah kerjanya. Yakni Kabupaten Bojonegoro, Tuban dan Lamongan yang dilakukan mulai 17 sampai 31 Mei mendatang. Seperti di pasar kota Bojonegoro, Bulog melakukan stabilkan pangan.
“Gerakan Stabilisasi Pangan ini dilakukan dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan, jelang bulan Ramadan. Gerakan ini akan dilakukan selama dua minggu penuh, serta dilakukan di seluruh Indonesia,” ungkap Kepala Bulog Sub Divre Bojonegoro, Irsan Nasution, kemarin (17/5).
Adapun sejumlah komoditas yang akan dijual dalam gerakan ini antara lain beras, gula, minyak goreng, bawang merah dengan harga jual di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Untuk Beras medium dalam kemasan 5 kilogram misalnya, Bulog menjual dengan harga Rp 40 ribu, gula Rp 12.200 per kilogram, minyak goreng Rp 11 ribu per liter, dan bawang merah Rp 22 ribu per kilogram
“Komoditi-komoditi ini akan dijual melalui berbagai outlet, salah satunya adalah melalui Rumah Pangan Kita (RPK) yang merupakan binaan Bulog dengan mekanisme titip jual,” kata dia.
Dalam gerakan stabilkan harga dan pangan, lanjut Irsan dalam hal ini Bulog menunjuk rumah pangan kita (RPK) di 10 titik wilayah kerjanya. Yakni  Kabupaten Bojonegoro sebanyak tiga titik, Lamongan tiga titik dan Tuban 4 titik. Selain itu di masing-masing gudang. “Masing-masing pasar ada satu titik di tiga Kabupaten,” jelasnya. [dar,wed,van,bas]

Rate this article!
Tags: