Gubernur Apresiasi Tim Ekspedisi Islam Nusantara

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo bersama Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf menyapa peserta tim ekspedisi Islam Nusantara yang diterima di Gedung Negara Grahadi.

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo bersama Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf menyapa peserta tim ekspedisi Islam Nusantara yang diterima di Gedung Negara Grahadi.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Kultur atau budaya menjadi bagian penting dalam proses penyebaran agama Islam di Jatim. Kebudayaan menjadi pintu masuk paling efektif untuk mentransformasi nilai-nilai termasuk agama. Demikian disampaikan Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo saat menerima kunjungan Tim Ekspedisi Islam Nusantara di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (14/04).
Menurut Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo ini, kultur adalah benteng luar biasa dalam menangkal nilai-nilai seperti hedonisme dan pragmatisme. “Kebudayaan atau kultur menjadi nilai penting. Di beberapa negara besar, yang diserang adalah kulturnya. Termasuk agama akan sulit diterima bila tidak masuk lewat kebudayaan,” ungkapnya.
Menurut hasil muktamar Jombang, ada akulturasi antara Islam dan kebudayaan yang sangat pekat. Di Indonesia, kultur bergabung dengan spiritual secara halus, bukan melalui konflik.
“Saya mengamati keputusan Muktamar NU di Jombang. Ini merupakan suatu keputusan penting meletakkan NU sebagai pemegang panji-panji Islam Nusantara. Dimana substansi paling dasar adalah Rahmatan Lil Alamin yang dijabarkan dalam Islam Nusantara yakni Islam yang sangat khas terhadap kultur yang tidak merusak agama,” ujarnya.
Ia menambahkan, masalah kultur yang paling serius adalah ketika kebudayaan sudah berkembang, tetapi manusianya tidak ikut berkembang. Hal itu yang kemudian dapat menyebabkan konflik keagamaan seperti di Timur Tengah. “Ini harus menjadi contoh bagi Islam lain di dunia. Islam nusantara tidak menyampaikan atas nama Islam untuk merusak agama atau radikalisme,” ujarnya.
Lebih lanjut menurutnya, ekspedisi Islam Nusantara ini sangat penting karena mempelajari proses transformasi antara Islam dan akulturasi antara kebudayaan yang dilakukan oleh para Wali. Ekspedisi ini menjadi cerita sukses antara Islam dan budaya.
“Saya sangat mengapresiasi dan mendukung agar anak-anak muda yang melakukan ekspedisi ini tidak jenuh, ini membangun tata nilai, dimana hasilnya tidak bisa dirasakan sekarang tapi nanti ke depan. Orang yang punya ideologis keagamaan yang kuat pasti tidak akan lelah melaksanakan ini,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pelaksanaan Ekspedisi Islam Nusantara ini menjadi jawaban terhadap konflik agama di Timur Tengah. Dimana kultur menjadi senyawa penting dalam agama. “Nilai yang ditransformasi menjadi nilai yang bagus sangat baik dalam melawan konflik agama,” ujarnya.
Sementara itu, Imam Pituduh, Ketua Tim Ekspedisi Islam Nusantara, menyampaikan bahwa Jatim merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sangat kaya dengan budaya dan sejarah tentang Islam. “Banyak sekali kab/kota di Jatim yang memiliki sejarah kerajaan Islam yang bisa kita gali lebih dalam. Rencananya kami akan mengunjungi Tuban, Gresik, Lamongan, Lumajang dan Nganjuk,” ujarnya.
Kunjungan Tim Ekspedisi Islam Nusantara ke Jatim ini merupakan rangkaian dari ekspedisi Islam Nusantara yang rencananya akan menjelajahi seluruh wilayah nusantara hingga Papua selama dua bulan. Rombongan ini terdiri dari 35 jurnalis dari berbagai media di Indonesia.
Dengan mengambil tema ‘Deradikalisasi dan Anti Narkoba’, hasil dari ekspedisi ini akan dijadikan film dokumenter dan buku ensiklopedia Islam Nusantara. Selain liputan, tim ini juga akan mengunjungi beberapa sekolah dan memberikan seminar tentang bahaya narkoba. [iib]

Tags: