Gubernur Jatim: Jadikan Seni sebagai Industri Bernilai Tambah

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mendampingi Menristekdikti RI Mohamad Nasir membuka festival kesenian Indonesia di Taman Chandra Wilwatikta Pasuruan, Sabtu (7/7) malam.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dalam pembukaan Festival Kesenian Indonesia (FKI) ke-X, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menginginkan kesenian bisa menjadi industri yang memberi nilai tambah bagi masyarakat Indonesia.
“Kalau kita lihat seni kita begitu bagus. Perguruan tinggi seni telah punya kreasi cukup baik. Ini tidak cukup menurut saya. Bagaimana seni menjadi industri kesenian dan bisa memberi nilai tambah bagi rakyat Indonesia. Kita harus lakukan kolaborasi semacam ini,” katanya di Amphiteater Taman Candra Wilwatikta Pasuruan, Sabtu (7/7) malam.
Kemenristekdikti juga mengusulkan pada para rektor perguruan tinggi seni agar memasukkan kurikulum tentang industri kesenian. Pasalnya, hal tersebut sangat penting bagi perkembangan pendidikan tinggi seni itu sendiri.
“Perlu satu mata kuliah bagaimana seni bisa menjadi satu industri. Ini bisa dikemas dengan berkolaborasi dengan Disparbud, pemda, perhotelan, travel, dan lain-lain. Saya yakin perguruan tinggi seni akan jadi pilihan bangsa Indonesia untuk menjadi pusat pengembangan di negeri ini,” tandasnya.
Kemenristekdikti, kata Nasir, siap memfasilitasi penyelenggaraan festival kesenian. Oleh karena itu ia berharap kegiatan seperti ini dapat diadakan di daerah lainnya. Apalagi, ia melihat seni dapat menjadi alat pemersatu bangsa. “Hidup tanpa seni rasanya seperti makan tanpa garam,” imbuhnya.
Dikatakannya juga, kalau seni menjadi industri kesenian, maka optimistis seni dapat hidup serta memberi pertunjukan kepada wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. “Kita akan dorong dan buat agenda tahunan agar seni dapat berkembang dan seluruh negeri menjadi damai,” ujarnya.
Sementara, Gubernur Jawa Timur Dr H Soekarwo yang disapa akrab Pakde Karwo mengatakan menjaga kelestarian seni dan budaya serta kearifan lokal seperti penyelenggaraan FKI, merupakan salah satu upaya memperkokoh suasana harmoni di provinsi ini.
“Demikian pula, pelestarian seni, budaya, dan kearifan lokal tersebut juga memperkuat keguyuban, kerukunan, dan sekaligus penghargaan terhadap perbedaan. Lewat seni dan budaya lah suasana batin yang kotor bisa dibasuh,” ujarnya.
Dikatakannya, basis kebudayaan dan spiritual juga ditunjukkan oleh masyarakat Indonesia yang melaksanakan mudik bertemu dengan saudara di desa. “Terdapat 20 juta orang melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman membawa nilai kebersamaan dan kekeluargaan. Inilah basis kebudayaan, spiritual dengan di dalamnya terdapat nilai kultur yang baik,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini juga diserahkan cinderamata dari Gubernur Jatim kepada Menristekdikti. Selain itu, Menristekdikti juga menyerahkan cinderamata kepada sembilan perguruan tinggi negeri seni.
Di antaranya Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya, Intitute Seni Budaya Indonesia (ISBI) Banda Aceh, Tanah Papua, Bandung dan Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Jogjakarta, Surakarta, Denpasar Bali, STKW dan Institut Kesenian Jakarta.
Hadir dalam kegiatan ini antara lain, Wakil Wali Kota Pasuruan dan Malang serta, Konjen Jepang di Surabaya, Wakil Konjen RRT di Surabaya, serta kepala OPD di jajaran Pemprov Jatim. [rac]

Tags: