Gubernur Khofifah Cari Tahu Putusnya Rantai Pasok Migor

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bersama Wakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo saat sidak di toko ritel modern di Jl Panglima Sudirman, Kota Pasuruan, Minggu (6/2) sore. Di toko modern itu, Khofifah mengecek etalase migor dan kondisinya kosong sudah beberapa hari. [Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa memantau jalannya operasi pasar minyak goreng (migor) di UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Pemprov Jatim di Kota Pasuruan, Minggu (6/2) sore. Khofifah menegaskan bahwa kelangkaan minyak goreng dalam sepekan terakhir karena missing link. Yaitu mata rantai yang hilang dan sebenarnya harus bisa ditemukan segera.
Saat berbicara tentang produksi migor di Jatim, totalnya mencapai 62 ribu ton per bulan. Sedangkan kebutuhan masyarakat Jatim hanya 59 ribu ton per satu bulan. Hal ini, yang seharusnya tidak ada kelangkaan minyak goreng, sebab stok migor di Jatim sudah mengalami surplus.
“Saya menilai ada keterputusan mata rantai pasok di Jatim. Istilahnya missing link antara produksi minyak goreng dengan kebutuhan masyarakat di Jatim. Pada dasarnya, kita di Jatim ini kondisi migor sudah surplus 3.000 ton. Saat surplus, temen-temen bisa melihat di retail modern yang dalam koordinasi Aperindo, ternyata barangnya kosong,” ujar Khofifah Indar Parawansa usai sidak di toko ritel modern depan lokasi operasi pasar migor di Jalan Panglima Sudirman, Kota Pasuruan.
Pejabat nomer satu di Jatim ini menjelaskan pihaknya akan mengajak Pangdam V Brawijaya beserta Kapolda Jatim untuk mengunjungi pabrik minyak goreng yang berproduksi di Jatim, pada Senin, 7 Februari 2022 (hari ini, red). Hal itu untuk mengetahui dimana letak putusnya rantai pasok migor.
“Ini sudah lima hari kosong, rantai pasok yang terputus penyebabnya di sisi mana dan ini harus diurai. Makanya, kami ingin melihat ada keterputusan rantai pasok di Jatim, sehingga besok (hari ini, red) saya bersama Pangdam dan Kapolda akan datang ke Pabrik minyak goreng di Jatim,” terang Khofifah Indar Parawansa.
Sehingga, dari hasil pengunjungi pabrik migor di Jatim akan ada jawaban yang ditunggu bersama-sama. Pemerintah pusat juga tengah melakukan penataan subsidi yang nilainya cukup besar, yakni Rp 3 triliun. “Mungkin saja, dari kementrian terkait yang diberikan kewenangan oleh Presiden untuk menata dengan subsidi besar hingga Rp 3 triliun lebih. Tujuannya, supaya cepat bisa diurai dari pabrik ke produsen, lalu ke konsumen akhir. Agar sesuai HET atau harga eceran tertinggi,” jelas Khofifah.
Diketahui, harga minyak goreng sebelum ada kelangkaan Rp 14 ribu. Untuk per 1 Pebruari ada ketetapan HET. Yakni untuk migor dengan kemasan premium, harganya Rp 14 ribu. Sedangkan kemasan sederhana Rp 13.500 dan kalau curah Rp 11.500.
Kenyataan di lapangan, di sejumlah toko modern, harga migor per 1 liternya bisa tembus di kisaran antara Rp 18.000 hingga Rp 20.000. Dalam operasi pasar murah migor tersebut, pihak UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Pemprov Jatim di Pasuruan menyediakan total 2.000 liter migor. Tentu saja, 2.000 liter migor langung diserbu masyarakat. Syaratnya cukup menunjukkan kartu identitas KTP asli.
Pembeli juga dibatasi pembelian maksimal 2 liter dengan harga kemasan per liter Rp 12.500. “Ini sangat membantu wong cilik seperti saya, karena minyak goreng saat ini mahal. Cari yang murah juga sulit. Jadi, saya tadi rela menganti,” kata Muatip, warga Kelurahan Kebonsari, Kota Pasuruan.
Selain itu, ada salah warga asal Purworejo, Lailatul, rela antre membawa anaknya yang masih kecil. “Saya mendapatkan info dari tetangnnya. Sehingga saya putuskan berangkat berjalan kaki. Dan alhamdullillah, disini diterima walaupun antre. Bagi saya, operasi pasar seperti ini sangat ditunggu-tunggu masyarakat. Karena kebutuhan pokok semakin hari semakin mahal,” tegas Lailatul. [hil.wwn]

Tags: