Gubernur Khofifah: Data BPS, Jatim Alami Penurunan Kemiskinan Obsolut

Gubernur Khofifah ketika menyerahkan bantuan zakat produktif modal usaha pelaku usaha ultra mikro dari Baznas Jatim, di gedung Baperwil IV Pamekasan, Selasa (18/1).

Pamekasan, Bhirawa.
Gubernur Jawa Timur, Hj. Khofifah Indarparawansa mengatakan, berdasar hasil rilis BPS Jawa Timur, yang ia terima hari ini, bahwa kemiskinan di Jawa Timur mengalami penurunan 313.000. Ini arti Jawa Timur mengalami kemiskinan absolut di Indonesia.

“Hari ini, alhamdulillah saya bersyukur bahwa saya mendapat rilis dari BPS Jawa Timur, bahwa ada penurunan kemiskinan 313.000. Itu arti penurunan tertinggi se Indonesia. Jawa Timur, Provinsi lain itu 190.000, kita turunnya 313 ribu,” kata Khofifah, kepada wartawan usai menyerahkan bantuan zakat produktif untuk modal usaha pelaku usaha ultra mikro dari Baznas Jawa Timur, di gedung Baperwil IV Pamekasan, Selasa (18/1).

Menurutnya, kondisi kita tidak memobilitas seperti dulu tetapi bahwa masyarakat Jawa Timur kembali bangkit dan punya kemandirian yang luar biasa. Ini mempunyai efek luar biasa. Bahwa sensus BPS bisa kita akses, Jawa Timur ini penununan kemiskinan absolut tertinggi di Indonesia, berkurang 313.000

“Mudah-mudah terus membaik, pada saat bersamaan kesejahteran meningkat itu artinya kita bisa membangun perwujudan kesejahtaran masyarakat lebih baik. Sekolah bisa lebih bagus lagi. Apalagi program Baznas Jatim, tidak ada lagi satu keluarga, hanya ada satu sarjana. Semoga ini menjadi semangat keluarga-keluarga kurang mampu, anaknya boleh bercita-cita setinggi-tingginya,” ucapnya.

Di acara penyerahan bantuan modal usaha ultra mikro, hadir Plt Sekdaprov Jawa Timur, Kepala Dinas Sosial Jatim, Kepala Dinas Koperasi UMKM Jatim, Kepala Baperwil IV Pamekasan, Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, Forkopimda, Wakil Ketua Baznas Jatim, Kepala BPBD Jatim, serta penerima bantuan zakat untuk modal Usaha.

Lebih lanjut, Gubrnur menjelaskan, kita bersama menyerahkan bantuan badan amil zakat ke berbagai daerah di Jawa Timur untuk menyampaikan mandat dari para muzaki. Semula mamang kita bagi satu juta perorang kepada usaha mikro.

Karena diberbagai daerah yang membutuhkan banyak, akhir tanya kepada secara spontan kepada punya usaha, modal dibutuhkan untuk usaha itu berapa ?. “Kalau Rp. 500 ribu cukup gak untuk modal usaha kalian. Mereka menjawab. Bu, uang 500 ribu tidak banyak, tetapi bagi kami sudah cukup. Jawaban saya sampaikan kepada badan Baznas Jatim, akhirnya bantuan diberikan sebesar Rp 500 ribu aja,” jelasnya.

Ibu khofifah yang sempat bertanya kepada penerima bantuan, apakah suatu saat ingin berjualan tapi uang tidak ada. Dan terpaksa harus pinjam ke rentenir. Ini sebagian mereka menjawab pernah.

“Nah, paling tidak bantuan Rp 500 ribu ini bisa memutus mata rantai rentenir. Semoga format-format seperti ini bisa meningkatkan partisipasi bantuan masyarakat melalui baznas. Pengumpulan dan pengelolaan bisa di Pamekasan ya di Pamekasan, di Sampang ya di Sampang, di pemprov ya di pemprov dan seterusnya. Bahagia mereka juga bahagia kita semua. Kalau mereka bisa mandari saya juga senang,” ungkapnya.

Dikatakan, bantuan usaha ikhtiar kita semua memutus mata rantai rentenis. Apalagi Pemkab Pamekasan, sudah memberikan pinjaman nol persen dengan satu persen untuk kebutuhan administrasi.

“Gerakan ini dilakukan Baznas, Pemprov Jatim menyiapkan program yang sama. Kita semua berharap Allah SWT membuka pintu rezeki, kemudahan dan kenikmatan, kebahagian dan ampunan serta Allah membukakan pintu surga kepada kita semua,” harap Ibu Khififah, kemudian ia langsung membaca surah Alfatihah dan bersholawat ikuti hadirin. (din.hel).

Tags: