Gubernur Khofifah Pimpin Misi Dagang ke Jambi

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyaksikan penandatanganan MoU antar OPD Pemprov Jatim dan Jambi. MoU tersebut terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Badan Kepegawaian Daerah, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Koperasi dan UKM, DPMPTSP, BPSDM, dan IWAPI. Pada kesempatan itu Gubernur Khofifah juga melihat produk khas Jambi. ist

Sehari Catat Transasksi Rp 105 Miliar
Pemprov, Bhirawa
Misi dagang antara Provinsi Jatim dengan Provinsi Jambi yang dipimpin Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Kamis (27/1), menorehkan transaksi sementara Rp 105.962.3000 miliar dengan 37 transaksi. Giat Misi Dagang jatim ini diikuti 145 pengusaha dari Jatim dan 100 pengusaha dari Jambi.
Selain transaki perdagangan gelaran Misi Dagang ke provinsi Jambi ini juga diikuti dengan MoU antar OPD Pemprov Jatim dan Jambi. MoU tersebut dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Badan Kepegawaian Daerah, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Koperasi dan UKM, DPMPTSP, BPSDM, dan IWAPI.
“Misi dagang dan investasi dengan dengan penandatanganan MoU dan hubungan antar lembaga ini sesuai dengan kompetensi yang dilakukan oleh tim dari Pemprov Jatim yang menjadi mitra dagang,” kata Gubernur Khofifah di Jambi.
Gubernur Khofifah mengatakan, diantara potensi yang dibawa Jatim ke Jambi adalah industri ternak dan daging sapi. Di mana ternak sapi di Jatim cukup besar dengan jumlah 94,9 juta ekor. Ini ditunjang dengan adanya balai besar inseminasi buatan di Singosari, Malang. “Kemudian dolomit. Jatim memiliki dolomit cukup baik di Gresik. Hasil laboratorium ini cukup cocok untuk pupuk seperti sawit,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah berterimakasih kepada para pengusaha yang mengikuti misi dagang dan diharapkan mampu memberikan dampak signifikan bagi hubungan kerjasama antara Jatim dan Jambi, khususnya di bidang ekonomi.
Gubernur Khofifah menyampaikan, peluang perdagangan antara Jatim dengan Jambi terbuka lebar. Hal ini tidak lepas dari perbedaan karakteristik ekonomi, sehingga kedua provinsi dapat saling mengisi dan saling mendukung dalam suatu kerangka kerjasama, guna mewujudkan pembangunan ekonomi bersama-sama.
Lebih lanjut, Gubernur Khofifah menerangkan, terdapat tiga sektor yang menjadi penopang utama struktur ekonomi, sektor industri pengolahan sebesar 30,61%, sektor perdagangan sebesar 18,34%, serta sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 12,08%.
Sementara, Jambi memiliki karakteristik struktur ekonomi ditopang oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 32%; sektor pertambangan sebesar 14%; serta sektor perdagangan sebesar 12%.
Berdasarkan data perdaganan antar wilayah 2020 yang dirilis oleh BPS, nilai penjualan Jatim ke Jambi sebesar Rp70 miliar, sedangkan nilai pembelian Jatim dari Jambi sebesar Rp 23,26 Miliar.
Produk yang dijual dari Jatim ke Jambi berupa barang-barang elektronik (speaker, amplifier, microphone), beras, cabe, pakaian dan suku cadang kendaraan bermotor. Sebaliknya komoditas yang dibeli Jatim dari Jambi diantaranya berupa kayu manis, CPO, kopi, serta kayu dan olahan kayu.
Gubernur Khofifah, juga menyampaikan, perkembangan dari misi dagang Jatim di mana sebelum masa Pandemi Covid-19 hanya secara offline sedangkan pada masa Pandemi Covid-19 dilaksanakan secara online dan juga hybrid (offline dan online).
“Pada 2021 kegiatan misi dagang dilakukan secara offline dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat sebanyak 4 kali dan menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp1.789 Triliun dengan jumlah transaksi sebanyak 249,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani berterimakasih atas kedatangan Gubernur Khofifah. Menurutnya ini menujukkan keseriusan Jatim dalam misi dagang dan kerjasama ini. Kemudian juga serius dalam membangun sinergi dan kerjasama serta konektifitas antar daerah.
“Kerjasama ini mendukung ekosistem ekonomi nasional dan menjamin ketersediaan barang. Ini juga bagian untuk upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19,” tuturnya
Dia berharap, kerjasama ini selain membawa keuntungan secara ekonomi kedua belah pihak tapi juga tansfer ilmu pengetahuan antara Jambi dan Jatim. “Tujuannya adalah sama sama mandiri. Minimal izinkan untuk mencontoh dan meniru Jatim,” sambungnya.
“Pemprov Jambi siap mensukseskan kerjasama dagang ini yang tentunya bisa berdampak pada masyarakat kita,” pungkasnya.
Sebagai catatan Kinerja perekonomian Jatim diproyeksikan membaik pada tahun 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya seiring dengan perbaikan kinerja ekonomi global dan domestik.
Beberapa komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi diprediksi menjadi akselerator bagi tumbuhnya kinerja perekonomian, salah satunya adalah perdagangan antar daerah. Sampai dengan Triwulan-III 2021, neraca perdagangan antar daerah Jatim telah mencapai surplus Rp. 172,96 Triliun atau meningkat 131% dibandingkan dengan capaian pada Triwulan-III 2020 yang sebesar Rp. 74,74 Triliun. [gat.wwn]

Tags: