Guru IPS Butuh Sentuhan dan Perhatian

Dyah Ayunda

Dyah Ayunda
Guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Jawa Timur masih dirundung kegalauan. Perubahan kurikulum, materi, literasi, dan sistem pembelajaran yang harus memasukkan karakter serta memacu siswa agar bisa berpikir tingkat tinggi menumpuk di kepala. Beban dan tanggung jawab guru IPS yang demikian besar tersebut menuntut sentuhan dan dan perhatian. Beruntung ada Forum Komunikasi Guru IPS (FKG-IPS) yang akan ikut menata dan meningkatkan kompetensi guru-guru IPS SMP/MTs Negeri maupun swasta.
“Perlu adanya campur tangan Perguruan Tinggi (PT) dengan siapapun yang peduli dengan dunia pendidikan,” kata Ketua FKG-IPS Jawa Timur, Dyah Ayunda merespon kondisi yang tengah dihadapi para guru IPS tersebut.
Menurut Dyah Ayunda perlu pelatihan-pelatihan khusus tentang model pembelajaran. Ayunda mengakui guru IPS memang sering mengalami kesulitan di lapangan.
“Jadi, perlu adanya pelatihan khusus dalam menentukan model pembelajaran,” katanya. Dyah menjelaskan, sejak dibentuknya FKG-IPS Jatim pada tahun 2016 lalu terus melakukan berbagai kegiatan guna meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru IPS di Jatim. Hal ini dinlai penting untuk membantu guru IPS menghadapi berbagai persoalan yang dihadapinya.
“Tujuannya hanya satu, membantu guru IPS dalam menghadapi perkembangan dunia pendidikan yang sangat dinamis. Serta menjadikan guru dan peserta didik yang mandiri, dinamis, kreatif, dan inovatif,” kata perempuan tamatan S-3 Teknologi Pembelajaran di Universitas Negeri Malang ini.
Dyah yang sekarang menjadi pengawas sekolah SMP di Dindik Kabupaten Blitar ini mengimbau pada semua guru IPS yang ada di Jatim untuk masuk menjadi anggota FKG-IPS. Sebab, masih tercatat ada 16 Kab/Kota yang sudah menjadi anggota. Seperti Kota Surabaya, Kota Malang, Kab Blitar, Bondowoso, Gresik, dan Kediri. Selain itu, Lumajang, Magetan, Nganjuk, Pamekasan, Pasuruan, Probolinggo, Sampang, Trenggalek, dan Tulungagung.
“Saya mengimbau daerah yang belum untuk segera menyusul karena kami sedang gencar melakukan sosialisasi. Kita memang punya target semua wilayah di Jatim terbentuk,” imbuhnya. Bahkan, lanjut Dyah, dalam dua bulan terakhir ini telah melakukan empat kegiatan yakni napak tilas di Trowulan, klinik jurnal, workshop pengayaan RPP berbasis koleksi Museum dan seminar. [geh]

Rate this article!
Tags: