Gus Ipul Ajak Santri Jadikan Jatim Pusat Enterprenuer

Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas usai mendapat nominasi Santri Enterpreuner Awards dari Menkominfo di Jatim Expo Surabaya.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saiifullah Yusuf mengajak santri di seluruh Indonesia dapat menjadikan Jatim sebagai pusat entrepreneur atau kewirausahaan. Ajakan tersebut disampaikanya saat menghadiri Santri Preneur 2017 di JX Internasional, Surabaya, Sabtu (25/11).
Ia mengatakan, Jatim, dikenal kaya akan potensi yang bisa digali dan dikerjakan sehingga menciptakan peluang peluang kerja yang produktif. “Saya mengajak kepada santri untuk menjadikam Jatim sebagai pusat enterpreneur,” terangnya.
Diakuinya, jumlah pengusaha maupun entrepreneur masih belum banyak di Indonesia. Terlebih, jika pengusaha tersebut adalah seorang santri, jumlah tersebut sangat terbatas. Maka, kegiatan ini dapat memotivasi dan mengajak para santri untuk dapat menjadi pengusaha pengusaha sukses.
Menurutnya, Indonesia memiliki banyak kiai dan ulama yang telah melakukan usaha niaga maupun dagang yang sukses. Terlebih, usaha niaga maupun perdagangan bisa dilakukan dan dikembangkan menggunakan teknologi ataupun digitalisasi.
Era digitalisasi saat ini, lanjutnya memberikan kesempatan kepada semua pihak terutama bagi para santri untuk mengembangkan diri berkreasi sekaligus berwirausaha. “Digitalisasi memberikan peluang kepada semua orang untuk melakukan hal hal yang positif dan produktif,” terangnya.
Gus Ipul sapaan akrabnya menyebut, digitalisasi harus dimanfaatkan khususnya dalam pemberdayaan industri ekonomi secara positif khususnya santri. Tak hanya itu, digitalisasi juga dapat mengajarkan kepada santri maupun masyarakat dalam menangkal berita berita bohong atau hoax.
Dalam menciptakan santri yang memiliki mental usaha, dibutuhkan tekad kuat dan sungguh sungguh, tidak boleh setengah setengah dalam menjalaninya. Proses produksi, pembiayaan dan memahami pasar juga harus dipahami dengan benar bagi para santri yang akan berwirausaha.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan bahwa jumlah santri di Indonesia sebanyak 40 juta. Sebanyak, 25 juta sudah lulus sedangkan sisanya masih mondok. Jumlah yang besar itu, merupakan potensi usaha yang sangat besar di Indonesia.
Ia menjelaskan, bahwa digitalisasi di Indonesia harus dioptimalkan sehingga akan melahirkan pengusaha pengusaha baru dengan produk industri yang kreatif.
Transportasi online, adalah contoh maupun bentuk transaksi yang telah dilakukan secara syariah. “Menurut saya, transportasi online merupakan bentuk transaksi syariah. Sebelum menggunakannya kita sudah tau siapa pengemudi dan tarif. Jika sesuai digunakan, jika tidak sesuai akan di tinggalkan,” tegasnya.
Rudiantara berharap, santri di Indonesia dapat menciptakan peluang maupun produk produk inovatif dengan pemberdayaan ekonomi yang ada agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. “Manfaat dan peluang digitalisasi jika dimanfaatkan oleh santri dapat menjadi sebuah kesuksesan luar biasa. Asalkan mau berupaya dan bekerja keras dalam menjalankannya,” pungkasnya. [iib]

Tags: