Gus Ipul Dukung Ekspor Wig Hingga Ke Afrika

Gus Ipul menyapa ribuan pekerja pabrik rambut palsu (wig), PT Hair Star Indonesia, di kawasan Sidoarjo, Selasa (17/4).

Sidoarjo, Bhirawa
Calon Gubernur Jatim nomor urut 2, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyapa ribuan pekerja pabrik rambut palsu (wig), PT Hair Star Indonesia, di kawasan Sidoarjo, Selasa (17/4). Di hadapan para pekerja, Gus Ipul mendukung kegiatan ekspor yang dilakukan perusahaan ini.
Menurut Wakil Gubernur Jatim dua periode ini, ekspor Jatim sedang defisit dibandingkan dengan impor. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Desember 2017 lalu misalnya tercatat ekspor di Jatim ada di angka 1,55 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Sementara impor di Desember 2017 mencapai 2,02 miliar dolar AS. “Itu salah satu tantangan kita. Ekspor kita yang masih minus,” ujarnya.
Terkait produk wig PT Hair Star yang telah menjangkau pasar ekspor, Gus Ipul pun memberikan apresiasi. “Ini luar biasa. Produk dari Jawa Timur bisa diekspor hingga ke Afrika. Apalagi, perusahaan ini telah berkembang dan bertahan sejak tahun 80-an. Sebuah pencapaian yang patut diapresiasi,” lanjut mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.
PT Hair Star Indonesia merupakan industri pengolahan rambut yang telah memulai produksi sejak 1989. Berdasarkan penjelasan Norman Sartono, Direktur PT Hair Star Indonesia, bahan baku yang digunakan industri ini berasal dari komponen lokal serta memaka beberapa bahan sintesis dari Korea, Jepang, hingga China.
Hasil produksi pabrik ini diekspor ke Singapura, Jepang, hingga Afrika. “Perusahaan kami memiliki sekitar tiga ribu karyawan yang berada di beberapa pabrik se-Jatim,” urai Norman.

Padat Karya
Kehadiran Calon Gubernur Jatim nomer 2 Gus Ipul ke perusahaan mebel PT. Integra Grup, Sedati, Sidoarjo langsung dielu-elukan oleh ribuan karyawan. Tanpa dikomando mereka langsung bernyanyi lagu wajibnya pasangan Gus Ipul dan Mbak Puti, yakni ‘Kabeh Dulur, Kabeh Makmur’ secara serentak.
Dirut PT. Integra Halim Rusli, mengharapkan bila Gus Ipul terpilih nanti akan mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif terutama di sektor mebel Jawa Timur. Bisa menjembatani antara kepentingan pengusaha dan buruh. “Keduanya harus seimbang, jangan karena kepentingan politik, pengusaha dikorbankan, begitu juga sebaliknya,” pungkas Halim Rusli. [iib.ach]

Tags: