Gus Ipul Legowo Jika Tak Didukung Partai yang Sudah Didaftar

Bacagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf mengaku legowo jika partai politik yang sudah didaftar tidak mendukungnya di Pilgub Jatim 2018 mendatang. Gus Ipul saat mendaftar di Kantor DPD PDIP 1 Juni 2017.

Pendekatan ke Partai Sudah 80 Persen
Pemprov, Bhirawa
Bakal Calon Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf mengaku legowo jika partai politik yang telah didaftari tidak memberikan dukungan kepadanya. Sebab keputusan itu adalah hak internal partai politik dan dirinya sangat menghormati keputusan tersebut.
“Saya tidak masalah dan legowo jika ada partai yang tidak mendukung, walaupun saya sudah mendaftar. Saya hanya usaha dan mencoba, kalau tidak berhasil kami memaklumi. Kami sadar, bahwa tidak semua partai yang kami daftar akan mendukung kami. Ada peluang tidak mendukung juga. Kami hanya mengikuti proses internal partai, sebagai wujud penghormatan kami terhadap partai,” kata Gus Ipul, sapaan karib Saifullah Yusuf, Senin (21/8).
Menurut dia, Pilgub Jatim ini adalah kontestasi dimana calon lain juga memiliki peluang yang sama. Untuk itu, ada kemungkinan-kemungkinan partai politik yang didaftari tidak mendukung dirinya tapi mendukung calon lain. Makanya, sangat sulit akan ada calon tunggal, tapi akan ada dua tau tiga calon.
Meski legowo, namun Gus Ipul menolak jika dikatakan pasrah. Namun lebih memilih menyatakan menghormati keputusan internal partai. “Kami ingin dilihat bahwa tidak semata-mata soal dukung-mendukung, tapi kami ingin dipahami apa yang kami bawa tidak sepotong-sepotong, sehingga orang berkomentar lain. Artinya, penyampaian pandangan-pandangan kami lebih gamblang dan terang,” terangnya.
Selama ini, lanjut Gus Ipul, dirinya telah melakukan komunikas-komunikasi politik dengan sejumlah partai. Dalam komunikasi itu, respon pimpinan partai sangat baik kepadanya. Bahkan beberapa partai ditindaklanjuti dalam bentuk wawancara yang lebih serius, contohnya adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP.
“Begitu pula dengan Pakde Karwo (Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, red), saya juga melakukan pembicaraan-pembicaraan meski non formal. Begitu pula dengan partai lainnya. Semua level kita lewati. Termasuk membahas secara khusus dengan orang-orang di luar pengurus partai, seperti dengan para ahli yang memang sengaja dihadirkan oleh partai untuk melakukan diskusi,” ungkapnya.
Kendati demikian, mantan Ketua Umum GP Ansor ini tetap menyadari ada peluang partai tersebut tidak memberikan dukungan. “Tapi setidak-tidaknya kami telah menyampaikan pikiran dan pandangan, mereka juga menyampaikan pandangannya,” katanya.
Sejauh mana proses pendekatan partai ?. Gus Ipul mengklaim 80 persen proses pendekatan partai sudah berjalan baik. Namun, pihaknya tidak bisa mengumumkan partai mana saja yang siap mengusungnya di Pilgub Jatim 2018 mendatang.
“Bukan kapasitas saya untuk mengumumkan partai mana yang bakal mengusung saya. Biarkan partai nanti pada saatnya akan diumumkan. Yang jelas saat ini PKB sudah final mendukung saya. Tinggal partai lainnya. Jika tidak mendukung, tidak masalah. Mari kita bersaing secara sehat,” pungkasnya.
Sementara itu, pakar komunikasi politik asal Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo menilai, sosok Gus Ipul dan Abdullah Azwar Anas jika diduetkan pada Pilgub Jatim 2018 maka akan menjadi pasangan sesuai kebutuhan zaman. “Dari sisi kebutuhan, mereka pasangan alternatif yang tepat di era sekarang ini,” ujarnya.
Menurut dia, kepemimpinan Jatim ke depan yang diharapkan adalah pemimpin visioner dalam skala global karena provinsi ini sangat menjadi andalan Indonesia bertarung di level internasional. “Khususunya dalam hal persaingan ekonomi antarnegara, yang sekarang memasuki masa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Jatim sangat diharapkan menjadi andalan negara ini,” ucap Sukowi, sapaan akrabnya.
Untuk mencapai ke arah sana, kata dia, maka kepemimpinan ke depan harus merupakan gabungan tokoh yang mempunyai pengaruh kuat dan tokoh teknokrat handal. Dalam hal ini, lanjut dia, Gus Ipul pada karakter pertama adalah tokoh berpengaruh dalam konteks sosial ke masyarakat, sedangkan Anas telah membuktikan sebagai teknokrat serta arsitek yang bisa membawa perubahan suatu wilayah.
Kendati demikian, akademisi yang saat ini menjabat Kepala Pusat Informasi dan Humas Unair itu menyebut bahwa semua tergantung partai politik tentang kesediaan mengusungnya sebagai pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Jatim di Pilkada serentak 27 Juni 2018. “Tapi yang jelas, jika melihat kebutuhan masa depan, saya kira pasangan tersebut kompatibel dengan kebutuhan Jatim mendatang,” kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut. [iib]

Tags: