Hadiahi Penalti Myamnar Dikecam Pelatih Timnas

Kepala Pelatih Skuat Garuda Muda Usia 16, Fakhri Husaini dalam press conference usai laga Myanmar Vs Indonesia di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (31,8) malam.

Surabaya, Bhirawa
Hadiah penalti yang diberikan wasit asal Brunei Darussalam, Amdillah Zainuddin pada laga kedua penyisihan grup A Myanmar Vs Indonesia, Selasa (31/7) malam, menuai kecaman dari kubu Tim Nasional (Timnas) Indonesia.
Kepala Pelatih skuat Garuda sebutan Timnas Indonesia, Fakhri Husaini menyesalkan kebijakan wasit dalam memimpin laga tersebut. Sebab, hadiah penalti yang diberikan wasit asal Brunei Darussalam tersebut seharusnya tidak terjadi. Ini karena, wasit dianggap tidak berkomunikasi terlebih dahulu dengan hakim garis.
“Saya nggak ngerti dengan gol penalty juga. Bahwa di Sepakbola itu kipper harus dilindungi. Yang saya sayangkan, wasit membuat keputusan itu tadi tidak koordinasi dengan hakim garis. Saya yakin wasit itu tidak melihat kejadian itu,” Kecam Fakhri dengan nada meninggi saat gelar Prees Conference usai Pertandingan, Selasa (31/7) malam di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
Kejadian itu kan, sambungnya, dia (wasit,red) balik badan dan kemudian pemain Myanmar tersungkur. Fakhri yakin jika anak asuhannya tidak melakukan pelanggaran baik menanduk atau mencederai pemain lawan seperti yang di tuduhkan oleh Wasit asal Brunei tersebut.
“Dia tidak lihat, tapi waktu balik badan dia melihat tiba-tiba pemain jatuh dan memberikan hadiah penalti. Mungkin dia punya mata dibelakang kepalanya. Kalau semua situasi seperti ini jadi penalti, besok akan saya pakai strategi seperti ini,” Sindir Fakhri pertanyakan kebijakan Wasit Amdillah Zainuddin.
Bagaimanapun juga, Fakhri menjelaskan, laga anak usia dibawah 16 tahun, wasit seharusnya bisa melindungi semua pemain. Minimal, jika ada pelanggaran yang terjadi harus di konsultasikan terlebih dahulu dengan hakim garis.
“Pertandingan ini akan lebih menarik dan enak dilihat jika dari awal wasit bisa memimpin dengan tegas. Penalty untuk pelanggaran seperti itu, mungkin ini strategi baru. Saya nggak paham strategi semacam itu,” Tegas Fakhri.
Terkait penampilan Myanmar, pemain sepakbola di era 1990-an ini mengungkapkan jika pihaknya sangat mengapresiasi perjuangan tim Myanmar dalam memenangkan laga kedua bagi maisng-masing tim ini. dia menuturkan bahwa tidak mudah bagi skuat Garuda mengalahkan timnas Myanmar.
“laga ini sama dengan dua pertandingan sebelumnya ketika bertemu Myanmar di Vietnam, dan AFF di Bangkok. Situasinya sama, permainan sama-sama terbuka dengan tempo tinggi. Tapi nggak ada masalah dengan pertandingan tersebut. Kita juga pernah menang 4-1 dari mereka, dan juga pernah draw,” ungkap pelatih yang identik dengan topinya ini.
Sementara itu, dalam press conference yang sama, Kepala Pelatih Timnas Myanmar, Nyi Nyi Latt mengungkapkan jika tim asuhannya sudah menampilkan permainan terbaik, meskipun belum mendapatkan poin penuh pada laga kedua ini.
“Pemain kami sudah melakukan yang terbaik. Mereka bermain bola karena mereka memang suka. Tapi kita harus mengakui timnas Indonesia yang juga bermain luar biasa dalam laga ini,” ujar dia.
Seperti diketahui, dalam laga kedua yang mempertemukan Myanmar Vs Indonesia di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (31/7) malam, Skuat Garuda Muda menang tipis atas Myanmar dengan skor 2-1. [ina]

Tags: