Haji, (kini) Lebih Nyaman

HajiSekitar 10 ribu-an jamaah calon haji telah diberangkatkan ke tanah suci. Sebanyak 4 ribu diantaranya dari Jawa Timur. Pemberangkatan JCH (jamaah calon haji) dimulai hanya beberapa hari setelah peringatan hari Kemerdekaan Indonesia. Musim haji tahun ini, sekaligus menandai “kemerdekaan” pelayanan ke-haji-an lebih baik. Diantaranya bisa langsung menuju bandara Madinah, memperpendek (dan lebih murah) sistem transportasi.
“Kemerdekaan” lain adalah, sebenarnya tidak perlu repot menukar uang rupiah dengn riyal. Karena seluruh toko, apapun jenis kebutuhan yang di-inginkan, bisa dibeli dengan membayar uang rupiah. Mata uang Indonesia, rupiah, cukup “berdaulat” di Arab Saudi. Hitungannya, lembaran uang senilai Rp 100 ribu dihargai sekitar 14 riyal. “Kedaulatan” rupiah inilah yang seharusnya disosialisasikan oleh Kementerian Agama secara lebih masif.
“Kemerdekaan” (kenyamanan) yang akan dinikmati oleh JCH, adalah peng-operasian kereta super cepat dari Madinah ke padang Arofah. Waktunya hanya 90 menit. Dahulu masih ditempuh dengan perjalanan mobil rata-rata selama 5 jam. Konon di-prioritas-kan untuk mengangkut JCH perempuan (beserta muhrim-nya) serta JCH lanjut usia.
Musim haji, sudah dimulai akhir pekan lalu. Dipastikan jamaah calon haji Indonesia akan melebihi kuota awal setelah memperoleh tambahan sekitar 11 ribu-an orang. Terdapat situasi baru pada tahun ini, berkait dengan kesehatan jamaah, terutama terhadap beberapa penyakit yang mewabah di negeri tetangga Arab Saudi. Namun toh hal itu tidak akan menyurutkan minat masyarakat untuk melaksanakan ibadah haji. Walau saat ini, antrean ber-haji mesti sabar menanti sampai 17 tahun.
Beberapa propinsi menerima tambahan kuota, setelah diperjuangkan oleh Kantor Kementerian Agama setempat, atas permintaan gubernur. Jawa Tengah misalnya, memperoleh tambahan sekitar 5 ribu orang, sehingga bisa memberangkatkan 29 ribu JCH. Sedangkan Jawa Timur tetap dengan kuota (yang sudah dipotong pula sejak 3 tahun lalu) sebanyak 27.500 JCH. Pantasnya, Jawa Timur (dengan tambahan kuota) bisa memberangkatkan 30 ribu JCH. Penambahan kuota haji sangat penting untuk memperpendek antrean pendaftaran haji.
Pengurangan kuota haji, merupakan ketentuan dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Pada setiap musim haji saja (selama 5 hari), setidaknya terdapat 3,5 juta jiwa muslim dari seluruh dunia berkumpul di satu tempat, yakni padang Arofah. Itulah yang menyebabkan pemerintah Arab Saudi merasa wajib menjaga keamanan kawasan haji. Juga untuk meningkatkan pelayanan (kenyamanan) “tamu Allah.” Khususnya di kota Mekkah dan Arofah, serta Madinah.
Sejak tiga dekade terakhir, telah dilakukan renovasi (perluasan areal masjid al-Haram (di Makkah). Renovasi konon, akan berlangsung selama 15 tahun, dengan anggaran multy-years bernilai milyaran dolar. Juga didatangkan ratusan ahli tata-kota, serta ahli kesehatan endemy. Terutama kawasan masjidil Haram dan sumber air zam-zam, dibawahkan langsung oleh Raja Salman bin Abdul Aziz.
Bahkan raja baru Arab Saudi, lebih suka menggunakan nama gelar khaddam al-haramain (pemelihara dua kota suci, Makkah dan Madinah). Artinya, Raja Salman, telah men-deklarasi-kan diri sebagai “pelayan tamu Allah.” Konsekuensinya, sekitar wilayah Makkah dan Madinah, senantiasa wajib aman dan nyaman. Raja Salman, menjadi figur yang tepat sebagai peng-garansi keamanan.
Sebelum diangkat sebagai raja, Salman bin Abdul Aziz pernah menjadi Menteri Pertahanan (sejak 5 November 2011). Sudah sering pula menjadi “Plt” (pelaksana tugas) sebagai raja, manakala raja Arab Saudi sedang berlibur. Dan konon, sebagai “jenderal,” Salman, sangat ditakuti oleh kelompok teroris, se-kaliber al-Qaedah sekalipun.
Maka Insya Allah, musim haji tahun ini akan lebih terasa nyaman. Meski dari berbagai negara pengirim JCH meng-khawatirkan kemungkinan gangguan ISIS, serta isu virus MERS.

                                                                                                                          ———- 000 ————

Rate this article!
Haji, (kini) Lebih Nyaman,5 / 5 ( 1votes )
Tags: