Harga Cabai Anjlok, Petani Kota Batu Pilih Hanya Dua Kali Panen

Harga cabai di Pasar Tradisional anjlok dari Rp17.000 menjadi Rp 4.000 per Kg hingga membuat para petani di Kota Batu merugi

Kota Batu, Bhirawa
Semakin mendekati Lebaran 2019, petani di Dusun Ngujung, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu justru didera kerugian dari hasil panen cabai rawitnya. Hal ini dikarenakan harga cabe rawit anjlok hingga Rp4000,- per Kg. Sehingga bisa dipastikan petani merugi.
Salah satu petani sayur di Dusun Ngujung, Muhammad Slamet, 48th, mengatakan bahwa dirinya memiliki lahan seluas 1500 meter persegi yang saat ini ditanami cabai rawit. Lahan tersebut ia garap bersama istrinya.
“Jelang Lebaran ini dari panen yang ada kita masih merugi. Karena harga banyak panen cabai yang ada sehingga jumlah barang yang tersedia juga semakin banyak sehingga menyebabkan harga turun,”ujar Slamet, Senin (27/5).
Ia menceritakan, di lahan miliknya mampu ditanami sekitar 7000 bibit cabai. Dengan harga satu bibit Rp 200,- atau senilai Rp 1,4 juta sekali tanam. Dari 7000 bibit, untuk panen pertama setelah dirawat selama tiga bulan. Dari panen pertama mampu menghasilkan Rp 10 Kg dengan harga jual mencapai Rp 17 ribu per Kg.
Kemudian, berjalan 10 hari atau pada panen kedua, hasilnya mampu memanen cabe sebanyak 30 Kg dengan harga jual Rp 14 ribu per Kg. Namun ketika hendak panen ketiga, harga turun drastis, yaitu Rp 4000 per Kg.
Slamet memilih untuk tidak melakukan panen ketiga. Bahkan beberapa pohon sudah ia babat dan dibuang untuk segera diganti dengan menanam komoditas sayur yang lain.
Ia menjelaskan, tak mungkin dirinya memanen. Karena dalam perhitungan petani akan malah merugi. Apalagi ia menjual sendiri hasil panennya di Pasar Karangploso. “Karena gak nutut dengan tenaga kerja untuk panen. Mending ditawarkan ke warga agar segera habis. Tidak mungkin juga saya bibit sendiri karena perawatan sulit. Jadi selama ini beli bibit yang sudah terjamin oleh perusahaan atau sudah bermerek,”pungkas Slamet.(nas)

Tags: