Harga Cabai Semakin Pedas, Di Pasar Probolinggo Capai Rp45 Ribu

Nuriah pedagang cabe di pasar Dringu keluhkan harga melambung.

(Di Pasar Kabupaten Probolinggo Tembus Rp45 Ribu)
Probolinggo, Bhirawa
Kenaikan harga cabai rawit rupanya terjadi merata di sejumlah pasar di Kota dan kabupaten Probolinggo. Hal itu terungkap dari rilis yang dilakukan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUPP) Kota Probolinggo. Dari pendataan itu diketahui, harga cabai rawit di tiga pasar tradisional di Kota Probolinggo rata-rata mencapai Rp 39.667 per kilogram. Di pasar Kabupaten Probolinggo rata-rata Rp. 45.000 per kg.
Harga tertinggi cabai rawit mencapai Rp 43 ribu di Pasar Baru. Di Pasar Kronong tercatat masih Rp 37 ribu per kilogram dan Rp 40 ribu per kilogram di Pasar Wonoasih. Kondisi cuaca yang tidak menentu berimbas pada harga komoditas pertanian di Kota Probolinggo. Salah satunya harga cabai rawit. Sejak Sabtu 24/2, harganya naik hampir 50 persen dibanding pekan lalu.
Seperti diungkapkan salah seorang pedagang di Pasar Baru, Kota Probolinggo, Ibu hasanah. Distributor cabai ini mengatakan, harga cabai rawit melambung. “Seminggu lalu harganya masih sekitar Rp 25 ribu per kilogram. Sekarang sudah naik sampai Rp 42 ribu per kilogram,” ujarnya Selasa 27/2.
Menurutnya, naiknya harga cabai ini karena kiriman dari petani berkurang. Sebab, tanaman cabai milik petani banyak yang rusak. “Tanaman cabai banyak yang rusak, karena cuaca dan sudah habis masa tanam. Jadi harga cabai akhirnya naik juga,” katanya.
Meski harga cabai rawit naik cukup tinggi, belum berpengaruh pada permintaan konsumen. Permintaan konsumen masih sama dengan sepekan sebelumnya. “Mungkin karena konsumen yang beli di sini rata-rata pembeli rumah tangga. Yang beli juga hanya seperempat kilogram atau maksimal setengah kilogram,” paparnya.
Kami tidak hanya memasok cabai rawit di wilayah Probolinggo. Namun, juga mengirimnya sampai ke luar kota, seperti Kota Surabaya. “Dalam sekali kirim biasanya 6-8 karung dengan berat masing-masing 20 kilogram. Kirimnya ke Pasar Porong untuk dikirim ke Surabaya. Sekarang harga cabai di Surabaya sampai Rp 45 ribu per kilogram,” ujarnya.
Dua minggu terakhir ini harga cabai rawit dan cabai besar terus mengalami kenaikan. Tingginya musim hujan menjadikan banyak cabai yang mengalami gagal panen. Akibatnya, harga cabai melonjak hingga lipat dua beberapa minggu ini.
Kenaikan harga cabai ini bisa ditemui di sejumlah pasar tradisional. Para pedagang mengaku, kenaikan ini sudah terjadi sejak dua pekan lalu. Nuriah, pedagang di Pasar Dringu, kabupaten Probolinggo mengatakan, kenaikan ini terjadi pada harga cabai rawit dan cabai besar.
Cabai rawit misalnya, harganya naik Rp 45 ribu dari harga normalnya Rp 20-25 ribu per kilogramnya. Sedangkan harga cabai besar juga terus melonjak dari harga Rp 50 ribu untuk yang super dan Rp 35 ribu untuk yang biasa dari harga normal Rp 13 ribu per kilonya.
Melonjaknya harga cabai otomatis banyak membuat konsumen mengeluh. Akibatnya, pembelian juga menurun hingga 50 persen. Nuriah mengatakan, penyebab terkereknya harga cabai ini lantaran tingginya curah hujan. “Karena hujan tinggi, banyak cabai yang gagal panen, yang panen pun kuwalitasnya juga tidak bagus atau rusak. Akibatnya pasokan yang bagus sedikit, jadi harga naik,” tandasnya.
Begitupun juga pasokan cabai di tempatnya. Bila biasanya dirinya bisa mendapatkan 6 kilogram cabai rawit, saat ini hanya dipasok separonya. Alhasil, pendapatannya juga menurun drastis lantaran pembeliannya juga berkurang, tambahnya.(Wap)

Tags: