Harga Kambing Kab.Malang Naik 20 Persen

Aktifitas jual beli kambing di Pasar Sesa Njamuran Kecamatan Wajak Kabupaten Malang (supriyanto/bhirawa)

Aktifitas jual beli kambing di Pasar Sesa Njamuran Kecamatan Wajak Kabupaten Malang (supriyanto/bhirawa)

Kab.Malang, bhirawa
Jual beli ternak kambing di kabupaten Malang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini karena naiknya permintaan ternak kambing untuk hewan kurban.
Berdasarkan pantauan bhirawa, di sejumlah pasar hewan dan pasar tradisional ramai dengan aksi jual beli ternak kambing. Di Pasar Njamuran kecamatan Wajak kabupaten Malang misalnya, petani dan pedagang kambing ramai memadati lokasi penjualan kambing di sebelah Utara pasar milik Desa Njamuran tersebut.
“Saat hari pasaran memang ramai. Namun untuk kegiatan jual beli kambing mengalami peningkatan hingga 50 persen dibanding hari pasaran bulan sebelumnya. Harganya pun rata-rata naik sekitar 20 persen dibanding bulan sebelumnya,” ungkap Marsudi, salah satu pedagang kambing di pasar desa tersebut.
Dikatakan, bulan lalu kambing yang ditawarkan di pasar tak lebih dari 30 ekor, namun karena menjelang Idul Adha, rata-rata tiap hari kambing yang dipasarkan mencapai 40 hingga 50 ekor.
“Bulan lalu pas hari pasaran saja ramai terjadi aktifitas ternak kambing yang diperjualbelikan. Tapi sudah seminggu ini, aktifitas jual beli kambing ramai hampir setiap hari,” tuturnya.
Banyaknya aktifitas penjualan ternak kambing tersebut karena petani/peternak ingin mendapat hasil lebih besar. Selain itu juga mereka mengurangi jumlah ternaknya karena mulai sulit mencari pakan hijauan ternak.
“Harganya kan naik mas, makanya banyak yang jual kambing. Tapi yang laku keras kambing jantan dewasa karena untuk dijual lagi untuk hewan kurban,” kata Bisri.
Untuk kambing jantan lokal, harganya dipatok mulai Rp 1,8 juta perekor. Sedangkan untuk kambing jenis Etawa dan pernakannya dipatok Rp 3 juta ke atas perekor. Selain faktor harga, penjualan hewan ternak dilakukan karena peternak mulai kesulitan daun-daunan untuk pakan hijauan ternak kambingnya.
“Di Sumbermanjing Wetan, banyak kambing yang terpaksa dijual karena semak-semak kering karena kemarau. Petani juga tidak punya penghasilan, sehingga menjual ternak untuk makan sehari-hari,” kata Ismail, salah satu warga Sumbermanjing Wetan.
Kemarau panjang yang terjadi saat ini memang membuat rumput dan semak-semak menguning dan tidak tumbuh normal. Apalagi di kawasan Malang Selatan yang nota bene adalah tanah kapur, menyebabkan petani tidak bisa lagi menggarap sawah dan tegalnya. [sup]

Tags: