salah satu penjual bumbu dapur di pasar kota Bojonegoro. (achmad basir/bhirawa)
Bojonegoro,Bhirawa
Meski Natal dan Tahun Baru masih kurang beberapa hari lagi, namun sejumlah harga sembako mulai merangkak naik di pasar tradisional Bojonegoro, ini masih dinilai batas kewajaran oleh masyarakat, Minggu (17/12).
Seperti di Pasar Induk Bojonegoro. Kenaikan harga terjadi hampir di sejumlah bahan pokok. Dengan kenaikan paling tinggi terjadi pada harga beras.
Harga beras dari harga Rp. 8.000 per kilo gramnya kini menjadi Rp. 9.000 perkilogramnya. Sama halnya dengan daging sapi yang awalnya Rp100.000 sekarang menjadi Rp. 104.000 dan harga ayam perekor dengan harga awalnya Rp. 28.000 per kilo gram sekarang menjadi Rp. 32.000 dan harga telur semula Rp 19.000 per kilo, kini menjadi Rp 22.000 per kilogram.
Adapun harga kebutuhan dapur juga mulai mengalami kenaikan seperti cabai hijau yang semula dari harga Rp.13.000 menjadi Rp.16.000, namun harga tomat,bawang merah, bawang putih, minyak goreng tergolong normal.
Kenaikan harga ini terjadi sejak sepekan lalu. Menurut pedagang, kenaikan ini biasa terjadi jelang Natal dan Tahun Baru.
“Harga mulai pada naik baru-baru ini,” kata Sulastri.
Padagang lainnya, Suparmi kenaikan harga dagangan tersebut karena dipicu meningkatnya permintaan masyarakat.
“Setiap menjelang Natal dan Tahun baru 2018 kan biasanya warga banyak melakukan acara hajatan dan pembuatan kue, sehingga permintaan daging dan telur mengalami kenaikan,” ungkapnya.
Para pedagang mengaku, semakin tingginya harga bahan pokok di pasaran, maka semakin merosot pula daya beli masyarakat. Pedagang juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pembelian bahan pokok yang umumnya didatangkan dari luar kota.
Menurut salah satu pengujung pasar Atmiati mengatakan, harga kebutuhan pokok, jelang Natal dan tahun baru 2018 mengalami kenaikan tapi itu sebatas wajarnya.
“Kenaikan berkisar antara Rp1000 hingga Rp.3.000 dan masyarakat juga tidak merasa keberatan itu sudah menjdi aturan semua naik kita ya mengikuti,” ucap Atmiati. [bas]
