Harga Tak Stabil Dikeluhkan Petani Tembakau

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Probolinggo, Bhirawa.
Harga jual tembakau di Kab Probolinggo kini belum sesuai harapan petani. Karena, per kilogram tembakau yang sudah dirajang hanya mencapai Rp26 ribu hingga Rp30 ribu. Harga jual tembakau kini memang kalau dihitung belum sebanding dengan biaya perawatan dan biaya tanamnya. Sebab termbakau merupakan tanaman yang sangat membutuhkan energi ekstra dalam perawatannya.
Menurut Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kab Probolinggo, Muddakir, Kamis (17/9), perawatan tembakau bagaikan merawat bayi, sudahnya bukan main. Kalau  tidak begitu maka hasil tembakau kurang maksimal.
‘’Selain itu ongkos panen tembakau setiap orangnya kini cukup tinggi besarannya. Yakni per orang ongkos yang harus dibayarkan pemilik tembakau sebesar Rp65 ribu per harinya. Tinggal hitung saja berapa orang yang dibutuhkan dalam masa panen tembakau dan berapa hari lamanya,’’ katanya.
Kini harga tembakau masih cenderung kurang maksimal. Yakni berkisar pada harga Rp24 ribu hingga Rp30 ribu per kilogramnya. Harga itu memang masih tak begitu mahal dibandingkan dengan harga tembakau beberapa tahun lalu saat musim panen pada bulan yang  sama,’’ ungkapnya.
Di tujuh kecamatan diantaranya, Kec Paiton, Kota Anyar, Pakuniran, Kraksaan, Besuk, Krejengan dan Pajarakan. Daerah penghasil tembakau itu memang sudah mulai panen tembakaunya. Karena usia tanam tembakau sudah cukup untuk dilakukan pemanenan. Diharapkan, para tengkulak atau lebih dikenal dengan belandang tembakau yang biasanya membeli dari petani. Harga yang ditetapkan saat mengambil tembakaunya harus disesuaikan dengan kualitas tembakau yang dimiliki petani.
‘’Jangan sampai ada permainan harga yang berbeda. Maka harga tembakau jika terus ada permainan sepihak dari para pedagang. Jadi setidaknya petani juga bisa merasakan keuntungan dari jual beli tembakaunya,’’ tandasnya.
Kepala Disbunhut Kab Probolinggo, Raharjo mengatakan, areal tanam tembakau tahun 2015 sama dengan tahun 2014 seluas 10.774 hektare. Dengan rencana produksi sebesar 12.929 ton dan asumsi produktivitas 1,2 ton per hektare.
Tembakau merupakan salah satu komoditas perkebunan primadona di Kab Probolinggo. Tak dapat dipungkiri, perkembangan komoditas tembakau kini telah menjadi sandaran hajat hidup masyarakat Kab Probolinggo baik petani, pengrajang, pengusaha rokok, pedagang perantara/blandang maupun pekerja gudang.
Kini Pemkab Probolinggo terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat. Sehingga petani sudah harus mulai berfikir dan berinovasi untuk mencari tanaman alternatif selain tembakau,’’ ungkapnya.
Setiap tahun area pertanian akan semakin berkurang. Petani harus berupaya, dengan area yang sedikit tapi intensitas produksinya bisa meningkat. Karena hal itu berkaitan dengan kebutuhan yang diinginkan gudang. Petani harus kreatif, meskipun jumlah areanya berkurang tetapi intensitas produksinya bisa bertambah.
‘’Pemerintah daerah akan terus berusaha untuk menjadikan harga tembakau stabil sebagai mana harapan petani di tahun-tahun sebelumnya. Maka kami akan mendatangi gudang tembakau yang ada seperti Gudang Garam, Bentol dan Sampoerna, dengan harapan semuanya akan teratasi,’’ tambahnya. [wap]

Tags: