Susi Pudjiastuti
Susi Pudjiastuti
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti baru saja menerima gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (Dr HC) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Rekam jejak Susi sebagai menteri di kabinet Presiden Joko Widodo menjadi alasan penting darinya.
Susi cukup ngetren dengan keberaniaannya membakar kapal asing yang berani mencuri ikan di Indonesia. Namun, keberanian Susi sesungguhnya tidak hanya itu. Dia juga membuat kebijakan moratorium perizinan kapal ikan tangkap eks asing. Akibat dari moratorium ini, jumlah stok perikanan di Indonesia terus meningkat. Tahun lalu stok Indonesia baru naik 9 juta ton, dan tahun 2016 akhir stok ikan di Indonesia yang dapat dipanen sebesar 12,45 juta ton.
“Dengan terusirnya lebih dari 10.000 kapal asing menjadikan perikanan di Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memiliki stok ikan yang meningkat,” tutur Susi.
Susi mengaku, tantangan paling besar dalam menjaga kekayaan laut Indonesia ialah menjaga perikanan di Indonesia dari kapal-kapal asing serta kegiatan Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing. Untuk itu, KKP fokus pada tiga pilar pembangunan yaitu Kedaulatan, Keberlanjutan dan Kesejahteraan. Salah satu pilar yang digarisbawahi oleh Susi dalam pidato ilmiahnya ialah menjaga keberlanjutan atau sustainability.
“Apabila kita mematuhi semua pilar ini, pasti jumlah produksi perikanan Indonesia akan meningkat,” tegas Susi optimistis yang disambut tepukan para undangan yang memenuhi ruangan.
Susi mengatakan, komitmen menjadikan Indonesia sebagai poros maritim semakin terbukti dengan pencapaian itu. Karena itu, kekayaan laut Indonesia tidak boleh dieksploitasi melainkan tetap harus menjadi kekayaan Indonesia. Segala hal yang telah dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menurut perempuan asal Pangandaran ini, akan tetap dijaga konsistensinya dalam menjaga kelautan Indonesia.
Atas anugerah gelar kehormatan itu, Susi mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada ITS. Susi pun sempat terharu dan meneteskan air mata saat menyebutkan salah satu putranya yang telah meninggal dunia sebagai salah satu ucapan terima kasihnya. [tam]
