Khofifah – Saiful Rachman Bicarakan Guru Hadapi ‘Kids Jaman Now’

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa bersama Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman dalam satu sesi seminar pendidikan nasional di Unesa, Sabtu (11/11).

Surabaya, Bhirawa
Perkembangan zaman telah berhasil melahirkan anak-anak dengan kecenderungan, potensi hingga permasalahan baru. Mereka yang biasa disebut ‘kids jaman now’ itu membutuhkan ruang sekaligus penuntun yang tepat.
Hal tersebut menarik perhatian Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman sebagai bahan diskusi dalam seminar nasional pendidikan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Sabtu (11/11). Keduanya meyakini, guru memiliki peran penting dalam menghadapi kids jaman now dengan tepat.
“Yang senior terutama guru harus bisa memangkas jarak dengan anak muda agar bisa menurunkan nilai kepahlawanan dan keperjuangan kepada “kids jaman now”, tutur Khofifah.
Selain untuk mengingatkan kembali sosok pahlawan yang memiliki berbagaui teladan. Guru juga bisa mebimbing mereka masuk pada industri kreatif agar bisa berinteraksi dengan seluruh produktivitas bangsa. “Jadi apa yang ada dalam pikiran, olah pikir, olah rasa dan bagaimana proses kreatif yang mereka bangun memang perlu ada pemandu dari mulai guru SMP, SMA dan perguruan tinggi,” ujarnya.
Khofifah menambahkan, prodi secara khusus seperti ekonomi kreatif harus masuk lebih ke integralnya tidak hanya pada bidang ajarnya. Tetapi harus masuk pada sisi bagaimana interaksi di antara pemikiran-pemikiran anak-anak muda.
Generasi tua seperti dirinya, sudah harus mau melakukan adaptasi lebih mendalam bagaimana untuk mengetahui “kids jaman now” membutuhkan ruang kreasi seperti apa, jejaring yang mereka lakukan seperti apa sehingga semua akan menyatu kepada aktivitas bangsa ini.
Hal senada diungkapkan Kepala Dindik Jawa Timur Dr Saiful Rahman. Pihaknya mengatakan, guru memiliki peran penting dalam mewujudkan pembentukan karakter peserta didik. Sebagai seorang transformer, lanjut dia, guru diwajibkan memberikan pembiasaan-pembiasaan positif pada siswa di lingkungan sekolah. Tak hanya lingkungan sekolah tali juga lingkungan sekitarnya.
“Jadi sekolah harus berinteraksi pada lingkungan masyarakat di sekitar sekolah dan tempat-tempat tertentu. Mungkin anak-anak diajak bakti sosial agar anak-anak bisa memberikan contoh pada masyarakat berkaitan dengan perubahan karakter,” pungkasnya. [tam]

Tags: