JakLovers Jajaki Surabaya, Risma Menghindar

 Ketua Jakarta Love Risma (JakLovers) Neno Warisman saat memberikan kaos pada ketua panitia dialog Imam Budi pada acara bertema 'Risma Antara Surabaya Jakarta' di Millenium Building SD Muhammadiyah 4 Pucang Anom Surabaya, Senin (1/8) kemarin. [gegeh bagus]


Ketua Jakarta Love Risma (JakLovers) Neno Warisman saat memberikan kaos pada ketua panitia dialog Imam Budi pada acara bertema ‘Risma Antara Surabaya Jakarta’ di Millenium Building SD Muhammadiyah 4 Pucang Anom Surabaya, Senin (1/8) kemarin. [gegeh bagus]

Surabaya, Bhirawa
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kembali ramai disebut-sebut sebagai Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta 2017 mendatang. Namanya kian santer disebut sebagai calon yang akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk melawan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini dinilai pantas maju ke DKI Jakarta karena sosok pemimpin yang bekerja sepenuh hati.
Kelompok relawan pendukung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta mulai bergerak di Kota Surabaya. Kelompok yang dinamai Jakarta Love Risma atau Jakarta Cinta Risma yang disingkat Jaklovers mengadakan dialog bertema ‘Risma Antara Surabaya Jakarta’ di Millenium Building SD Muhammadiyah 4 Pucang Anom Surabaya, Senin (1/8).
Jaklovers salah satu dari puluhan pendukung wali kota perempuan pertama di Surabaya untuk menantang Ahok di Pilgub DKI Jakarta 2017 mendatang. Jaklovers sengaja datang ke Surabaya untuk mendorong Risma maju Pilgub DKI Jakarta. Ada pula keinginan kelompok ini menjemput Risma dari Surabaya.
Beberapa tokoh yang hadir dalam dialog ini antara lain, perwakilan dari Putra Surabaya (Pusura), anggota DPRD Surabaya dari Fraksi PKS Achmad Suyanto, serta perwakilan dari Ormas Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Ketua Jaklovers Neno Warisman menyampaikan dalam dialognya bahwa warga Jakarta rindu sosok pemimpin yang peduli rakyat kecil. Kondisi sosial warga Jakarta sudah begitu kasar dan mendorong lahirnya budaya yang semakin akut.
“Jakarta sekarang sedang dalam kondisi sakit, dan sosok Bu Risma (Wali Kota Surabaya, red) sangat dibutuhkan warga Jakarta untuk menyembuhkannya. Memimpin dengan hati tapi diwujudkan dalam kinerja yang profesional berkelas internasional,” katanya kemarin.
Jiwa kepemimpinan Risma, ujar Neno, didukung dengan kesederhanaan. Menurut dia, itulah yang membuat sosok Risma bisa meraih banyak prestasi selama memimpin Surabaya.
Di Jakarta, kata Neno, menjadi orang baik sudah sangatlah aneh. Oleh sebab itu, pihaknya memilih memviralkan ke masyarakat melalui Jaklovers. “Secara pribadi, apa yang bisa kita lakukan untuk menolong anak-anak kita dengan kondisi Jakarta saat ini. Disamping itu, dunia sudah begitu terbuka, dan sejarah menorehkan penanya,” ujar Neno yang juga warga Jakarta ini.
Neno berpendapat, kebaikan dan keunggulan dari karakteristik seorang pemimpin itu hampir tidak ada yang sempurna. Namun, loyalitas dan totalitas itu terwakili oleh seorang Risma. Memanggil hati nurani dari rakyat Surabaya untuk melihat persoalan ini menjadi persoalan bersama. Bukan persoalan sektoral, bukan persoalan Jakarta, dan bukan juga Surabaya, melainkan persoalan bangsa.
“Jadi langkah-langkah yang kita lakukan selama ini adalah menyosialisasikannya. Karena sosok Bu Risma contoh kemuliaan dari sisi kepemimpinan yang meluber,” pungkasnya.
Beberapa waktu belakangan, memang tersebar foto Neno bersama Risma yang telah menjadi viral di media sosial. Namun Neno membantahnya jika sudah berkomunikasi langsung dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Ditanya mengenai kelanjutan dukungan Jaklovers, apakah akan berlanjut pada dukungan agar Risma maju Independen di Pilkada DKI Jakarta 2017, Neno justru berkomentar bahwa semua partai menginginkan Risma.
“Saya dengar, hampir semua parpol sudah menginginkan (Risma maju DKI 1, red) ya,” ulasnya.
Sementara, Pembina Jaklovers Hidayat Ahyar mengatakan, di pinggiran sampai di tengah Jakarta para pemuda-pemuda sudah ada pada titik ketidakpedulian antar sesama. Dan akhir-akhir ini penyelundupan narkoba dan senjata sudah bisa dipandang secara kasat mata melalui pulau-pulau yang ada di pinggiran Jakarta.
“Semua orang begitu mudahnya bisa masuk ke pulau Seribu dengan menyelundupkan narkoba dan senjata. Nelayan-nelayan itu sudah tahu semua. Nah, pulau-pulau ini akan diambil sedemikian rupa yang rencana akan dibikin tembok besar seperti di Tiongkok. Di situlah nanti akan dibangun jalan antar pulau dari kumpulan orang-orang Tiongkok,” katanya.
Oleh sebab itu, kata Hidayat, reklamasi itu diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres). Ia mencontohkan, mulai dari Pluit sampai ke Pantai Sunda Kelapa semua sudah digusur. “Dalam hal seperti ini orang berjuang melalui parlemen. Dari situ kita memimpikan bisa mengalahkan semua. Nah, Bu Risma ini benar-benar bersih. Jakarta ini perlu seorang ibu. Ibu yang mengayomi anaknya,” pungkasnya.
Sementara, narasumber dari Tokoh Muda Nahdlatul Ulama Riadi Ngasiran menegaskan bahwa Indonesia mengalami perang tanpa mengeluarkan senjata. Ia mencontohkan Presiden Amerika Barack Obama, ras kulit hitam yang berhasil memimpin negera Paman Sam. Waktu itu, banyak tentangan penduduk Amerika yang mayoritas berkulit putih. Namun, di Amerika sendiri pada saat itu ras kulit putih sedang mengalami krisis kepemimpinan.  “Nah, itu terlihat di Jakarta saat ini yang sedang mengalami krisis kepemimpinan. Seharusnya, sepuluh tahun sebelumnya harus dipersiapkan bibit pemimpin di masa yang akan datang,” kata Riadi yang juga aktivis Nahdlatul Ulama ini.

Mengaku Tidak Tahu
Terpisah, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tampaknya sangat santai menanggapi dukungan yang diberikan Jacklovers. Ditemui di Kantor DPRD Surabaya, ia memilih menjawab pertanyaan wartawan dengan singkat dan jelas. Ia pun bahkan menyebut tidak tahu soal dukungan Jaklovers yang diberikan kepadanya. “Gak eruh aku, gak eruh aku (saya tidak tahu, red),” katanya sembari jalan menuju ruang paripurna kemarin.
Risma menyebut bahwa pertanyaan wartawan terkait rencana pencalonannya menjadi Gubernur Jakarta itu ada-ada saja. “Awakmu iki onok – onok ae (kamu itu ada-ada saja). Aku sek nyambut gawe rek (saya masih kerja),” lanjutnya.
Ditanya soal apa ada rencana menemui Jaklovers , Risma mengaku belum tahu. Ia mengaku, jika ada kesempatan dan waktunya memungkinkan akan menemui Jacklovers. “Tergantung , nanti dilihat dulu saja , ada waktu nggak,” ujarnya.
Selama paripurna berlangsung, Risma terlihat sedikit tidak tenang. Ada kesan, ia ingin mempercepat dan mempersingkat jalannya paripurna. Hal itu terlihat dari pembacaan tanggapan yang dipersingkat. Sayangnya, usai rapat paripurna, Risma seolah menghindari wartawan. Ia keluar tidak melalui pintu biasanya, melainkan melalui tangga darurat di sebelah ruang paripurna. Tidak lama, ia pun langsung meninggalkan kantor DPRD Surabaya. [geh]

Tags: