Jalan Rusak, Pengunjung Wisata Banyubiru Turun Drastis

Para pengguna jalan melintasi kubangan jalan rusak layaknya bah kolam di Desa Bandaran, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, Rabu (4/4). Jalan rusak itu merupakan jalan menuju wisata ke pemandian alam Banyubiru yang dikelolah oleh pemkab Pasuruan. [Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Jumlah wisatan yang berkunjung ke pemandian alam Banyubiru di Desa Sumberrejo, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan menurun drastis. Hal ini disebabkan akses wisata pemandian alam yang dikelolah oleh Pemkab Pasuruan dikepung jalan rusak.
Pantauan Bhirawa dilapangan, Rabu (4/4), jika melewati daerah Winongan, tepatnya di Desa Bandaran, akan dijumpai kubangan layaknya kolam dengan diameter dua bahu jalan. Dikawasan jalan Bandaran ini, sepanjang 1 kilometer dari pasar Winongan hingga pertigaan arah wisata Banyubiru jalannya rusak parah.
Apabila melewati jalur pantura, tepatnya di kawasan Ngopak menuju pemandian alam banyubiru juga akan melewati jalan rusak yang parah di Desa Kebonrejo, Kecamatan Grati. Di daerah ini kerusakannya juga cukup parah.
Termasuk juga pertigaan pemandian alam Banyubiru, atau tepatnya di gapura selamat datang wisata alam Banyubiru. Disana juga terdapat gubangan yang sangat membahayakan. Ketiganya makin parah apabila, terjadi hujan. Lantaran genangan airnya bisa menjadi bah ranjau yang sangat membahayakan pengguna jalan, baik roda dua maupun roda empat.
Akibat jalan rusak tersebut membuat warga sekitar hingga wisata yang ingin menikmati pemandian alam tersebut mengeluh. Sayangnya keluhan itu ternyata tidak ditanggapi serius oleh pemerintah setempat.
Salah satu pengunjung, asal Lumajang, Slamet sangat menyayangkan akses jalan menuju pemandian alam Banyubiru rusak. Karena menyulitkan pengendara untuk masuk ke kawasan wisata alam di jaman kerajaan Majapahit tersebut.
“Pemerintah harus peka terhadap permasalahan ini, apalagi pemandian alam jaman kerajaan majapahit ini dikelolah oleh pemerintah Pasuruan. Seharusnya harus peduli, apalagi sebentar lagi lebaran. Yang biasanya pengunjung membludak,” kata Slamet saat berkunjung ke pemandian alam Banyubiru.
Pedagang dikawasan Banyubiru, Umar juga sangat menyayangkan karena kondisi jalan rusak sudah terhitung lama. “Kami berharap kepada pemerintah supaya memperbaiki akses jalan rusak ini. Karena rusaknya jalan ini berimbas pada pengunjung wisata Banyubiru. Dimana pengunjungnya menurun drastis. Sehingga, warung kami ini sepi. Jalan rusak ini sudah hampir setahun belum ada perbaikan,” jelas Umar.
Tentusaja, akibat jalan rusak tersebut membuat menurunnya pengunjung wisata alam Banyubiru. “Terjadi penurunan pengunjung secara drastis akibat jalan rusak ini. Ditambah lagi, faktor keamanan juga mengurangi minat pengunjung. Utamnya pengunjung roda dua takut ke Banyubiru karena adanya begal motor,” tandas Rudi Supiono, Koordinator pengelolaan pemandian alam Banyubiru.
Terpisah, Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Pasuruan, Hari Aprianto menyampaikan perbaikan jalan wisata ke kawasan pemandian wisata alam Banyubiru secepatnya akan diperbaiki. Besaran anggarannya mencapai Rp 6 miliar dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Sedangkan, perbaikan jalan diperkirakan mencapai lebih dari 3 kilometer.
“Jalan yang rusak menuju wisata Banyubiru akan kami perbaiki semua. Tepatnya di Jalan Bandaran, Desa Bandaran, Kecamatan Winongan dan Desa Kebonrejo, Kecamatan Grati. Pokoknya akan kami perbaiki setelah selesai musim hujan ini. Sehingga, lebaran jalan wisata itu mulus tak ada kendala,” papar Hari Aprianto. [hil]

Tags: