Jatim Raih Penghargaan Provinsi Layak Anak

Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak didampingi Kepala DP3AK Provinsi Jatim Andriyanto dan Kepala Biro Kessos Pemprov Jatim, Hudiyono menyerahkan penghargaan kepada anak yang berprestasi.

Seluruh Kabupaten/Kota di Jatim juga Raih KLA
Pemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim mendapat kado istimewa di tengah pandemi Covid-19. Kado itu berupa penghargaan sebaga Provinsi Layak Anak (Provila) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) RI.
Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak menuturkan, Pemprov Jatim sangat bersyukur atas penghargaan Provinsi Layak Anak ini. Penghargaan ini sekaligus menjadi penanda atau cerminan karakter masyarakatnya yang sangat peduli terhadap anak-anak, meski di tengah pandemi Covid-19.
“Kami ingin sampaikan bahwa provinsi layak anak adalah cerminan karakternya masyarakat Jatim. Bagaimana menjadi masyarakat yang peduli pada anak, bagaimana menjadi mayarakat yang mau peduli dengan aksi yang nyata. Kemudian tentunya hal ini bisa menjadi motivasi di tengah pandemi untuk semakin melindungi dan menyejahterakan anak-anak,” ujar Emil, saat acara peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Provinsi Jatim Tahun 2021, di Ruang Hayam Wuruk, Kantor Gubernur Jatim, Kamis (29/7).
Dengan diraihnya penghargaan ini, kata Emil, Pemprov Jatim memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang terlibat. Sebab pada dasarnya, penghargaan Provinsi Layak Ini bukan semata atas kerja Pemprov Jatim melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jatim, tapi juga seluruh elemen masyarakat Jatim.
“Tentunya apresiasi kami bagi seluruh insan yang terlibat disini. Temasuk DP3AK dan seluruh elemen. Ini bagian dari sinergi antara pemerintah juga dengan berbagai elemen masyarakat, LSM, relawan hingga forum anak. Terima kasih sinergi yang baik selama ini,” katanya.
Sementara itu, Kepala DP3AK Provinsi Jatim, Andriyanto menjelaskan, Kemen PPPA memberikan penghargaan kepada kepala daerah yang telah menyelenggarakan kebijakan, program, dan kegiatan dalam upaya pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak, melalui apresiasi Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).
Pada 2021 ini, seluruh 38 kabupaten/kota di Jatim mendapat penghargaan KLA tersebut. Padahal pada 2018 lalu, masih ada tiga daerah yang belum mendapatkannya yakni; Kabupaten Bangkalan, Sampang dan Ponorogo.
“Karena itulah Provinsi Jawa Timur mendapatkan apresiasi penghargaan sebagai Provinsi Layak Anak (Provila). Ini sebuah prestasi yang membanggakan, karena Jawa Timur merupakan Provinsi yang besar dan mempunyai jumlah Kabupaten/Kota terbanyak di Indonesia,” ujar Andriyanto.
Penghargaan Provila ini, lanjutnya, merupakan kado istimewa terutama bagi anak-anak Jatim di tengah pandemi Covid-19. Anak-Anak Jatim tengah menghadapi berbagai persoalan seperti masalah pengasuhan bagi anak yang orang tuanya positif Covid-19 atau pun yang meninggal dunia, kurangnya kesempatan bermain dan belajar serta meningkatnya kasus kekerasan selama pandemi, sebagai akibat diterapkannya kebijakan jaga jarak maupun belajar dan bekerja di rumah.
“DP3AK dan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur akan bersama-sama mendata anak-anak yang ditinggal meninggal orang tuanya karena Covid-19. Sehingga nantinya akan mudah diberikan intervensi dan bantuan spesifik anak,” ungkapnya.
Menurut Andriyanto, anak-anak di Jatim juga harus dilindungi. Salah satunya dengan percepatan pemberian vaksinasi. Untuk saat ini vaksinasi anak diberikan pada usia 12-17 tahun. Di Jawa Timur, jumlah anak usia tersebut sebanyak 3.093.465 jiwa.
Dikatakannya, pemberian vaksin Covid-19 untuk anak-anak tidak hanya melindungi anak dari infeksi virus corona, melainkan juga penting untuk mencegah anak-anak menularkannya kepada orang dewasa yang rentan. Dengan begitu, rantai penularan virus corona bisa diputus, dan pada gilirannya herd immunity di Jatim segera tercipta.
“Pada dasarnya, perlindungan anak merupakan bagian dari investasi pembangunan sumber daya manusia. Pemenuhan hak dan perlindungan anak secara optimal akan menghasilkan individu berkualitas yang membawa kebangkitan dan kemajuan Jatim di masa yang akan datang, sebaliknya jika permasalahan anak tidak tertangani dengan baik maka generasi selanjutnya akan menjadi beban bagi pemerintah,” pungkasnya. [iib]

Tags: