Jelang Iduladha, Harga Sembako di Surabaya Stabil

Jelang peringatan Hari Raya Iduladha 1441 H, harga kebutuhan pokok di Surabaya rata-rata stabil tidak mengalami lonjakan signifikan.

Surabaya, Bhirawa
Menjelang Peringatan Hari Raya Iduladha 1441 Hijriah, Pemkot Surabaya melalui Dinas Perdagangan (Disdag) terus melakukan pemantauan harga bahan kebutuhan pokok di pasar. Berdasarkan hasil pantauan tersebut, harga bahan pokok relatif masih stabil.
Menurut Kepala Disdag Kota Surabaya, Wiwiek Widayati, saat pihaknya turun bersama jajarannya untuk sidak langsung ke beberapa pasar, harga kebutuhan pokok masih terpantau stabil dan tidak melebihi Harga Acuan Penjualan di Konsumen (HAPK).
“Seperti harga telur relatif masih aman. Karena harga dari Rp 24 ribu menjadi Rp 24.800. Artinya kenaikannya sangat sedikit sekali dan terus dalam pantauan kami,” kata Wiwiek, Selasa (28/7).
Apabila telur mengalami sedikit kenaikan, hal ini berbeda dengan bawang merah kualitas lokal yang harganya justru mengalami penurunan. Berdasarkan pemantauan pada 15 Juli 2020 lalu, Wiwiek menyebut, harga bawang merah kualitas lokal rata-rata Rp 28.714 ribu per kilogram. Kemudian pada 20 Juli 2020 turun menjadi Rp 26.143 ribu per kilogram, bahkan keesokan harinya harga turun menjadi Rp 25.286 per kilogram.
“Terbaru hari ini rata-rata harga bawang merah kualitas lokal, Rp 24.429 ribu per kilogram,” papar Wiwiek.
Sedangkan bahan pokok lain seperti minyak goreng curah, terhitung sejak tanggal 20 – 23 Juli 2020 tidak ada peningkatan. Harga rata-rata minyak curah Rp 11.357 ribu per liter. Meskipun begitu, Wiwiek menyatakan, pada pekan lalu harga minyak goreng curah berkisar rata-rata Rp 11.071 ribu per liter. “Jadi memang harga masih terbilang stabil,” jelasnya.
Di samping itu, Wiwiek memastikan akan mengendalikan harga bahan pokok dengan gencar melalui sidak di pasar-pasar tradisional. Seperti yang sudah berjalan di Pasar Wonokromo, Pasar Tambahrejo, Pasar Pucang, Pasar Pabean, Pasar Genteng dan Pasar Kembang.
“Biasanya kami sidak ke pasar yang besar-besar dahulu. Setelah itu baru kami menyisir ke pasar yang menjadi acuan. Misalnya, Pasar Balongsari, Pasar Tembok,” papar dia.
Setelah sidak, jika ditemukan pergerakan harga maka Disdag bersama dengan petugas gabungan akan langsung menuju aktivitas operasi pasar. Bahkan, Wiwiek mengungkapkan, operasi pasar bakal digelar di sekitar wilayah pasar yang mengalami kenaikan harga.
“Jadi misalnya Pasar Genteng. Kami lakukan operasi pasar sampai dengan tingkat kelurahan sekitar wilayah itu. Untuk komoditasnya kita sediakan yang mengalami kenaikan harga dahulu yang kita suplai,” pungkasnya. [iib]

Tags: