Jemaah Aboge Kabupaten Probolinggo Salat Id Hari Sabtu

Penganut Islam Aboge ketika melaksanakan Shalat Idul Fitri

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Jemaah Aboge di Probolinggo melaksanakan salat Idul Fitri 1439 H hari ini, Sabtu 16/6.. Ada 4 kecamatan di Probolinggo yang menggelar salat id hari ini. Yakni di Dusun Wuluhan, Desa Leces, Kabupaten Probolinggo, serta di Dringu.
Menurut Budin, jamaah aboge pihaknya meyakini hitungan versi Aboge yang menjadi rujukan penentuan Lebaran setiap tahun. “Ini merupakan tradisi turun-temurun sejak nenek moyang kita,” katanya.
Budin menjelaskan penentuan Lebaran tersebut mengacu pada hitungan kitab kuno bernama Mujarobat. “Jadi kami punya hitungan sendiri yang mengacu kepada hitungan kitab kuno, yakni kitab Mujarobat,” terangnya.
Kiai Buni Bariya, tokoh jemaah Aboge, menuturkan soal asal-usul sebutan Aboge, yakni ‘A’ merupakan ‘Alif’ dan ‘Boge’ berasal dari kata ‘Alif Rabu Wage’. Hitungan Lebaran tahun ini disebutnya mengacu pada hitungan Waljiro. “Secara otomatis bulan Muharam jatuh pada hari Sabtu Pahing dengan hitungan pasti selisih satu hari dengan pemerintah,” tegasnya.
Untuk itulah muslim aboge di Probolinggo, baru melaksanakan salat Id Idulfitri 1439 H pada Sabtu 16/6 pagi. Perayaan ini, selisih satu hari dari yang sudah ditetapkan pemerintah pada Jumat kemarin. Jemaah Aboge ini sejak turun-temurun, berpedoman pada kalender Islam dan perhitungan jawa kuno, yakni Kitab Mujarobat, tandasnya.
Jemaah aboge di Desa Leces, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, melaksanakan salat Id tepat pukul 06.00 WIB pagi. Usai menggelar salat Id, acara dilanjutkan dengan saling bermaaf-maafan antar warga. Kemudian selamatan dengan makan tumpeng yang dibawa masing-masing warga. Makan bersama, mereka menyebutnya, sebagai simbol untuk meruwat bulan syawal, paparnya.
“Islam Aboge ini sudah ada sejak jaman kakek buyutnya. Bertahan hingga saat ini, karena memang diwariskan dari generasi ke generasi. Kami hidup berdampingan, dengan umat muslim maupun agama lain. Tidak pernah ada pertentangan, karena memang berprinsip pada Islam rahmatan lil alamin,” lanjutnya.
Lebih lanjut Kyai Buri Mariye, menurutkan salat id ini sama seperti pada umumnya, pada rakaat pertama tujuh kali takbir dan rakaat kedua lima kali takbir. Baik bacaan, maupun tatacara beribadah, tidak ada yang berbeda dengan muslim pada umumnya.
Perbedaan hanya terletak pada cara penghitungan waktu awal puasa, Idulfitri dan Iduladha. Jemaah Aboge ini berpedoman pada Kitab Mujarobat atau kitab jawa kuno untuk menentukan perhitungan awal puasa, hari raya Idulfitri dan Iduladha saja.
Jemaah Aboge sendiri tersebar di tujuh desa yang terdapat di 4 kecamatan Kabupaten Probolinggo. Yakni di Kecamatan Leces, Dringu, Bantaran dan Kuripan. Mereka hidup berdampingan dengan umat Muslim lainnya tanpa ada friksi terkait keyakinan tersebut, tambahnya.(Wap).

Tags: