Jengkel, Warga Kabupaten Sidoarjo Buang Kartu Parkir Langganan

Foto Ilustrasi

Sidoarjo, Bhirawa
Komentar pejabat di Pemkab Sidoarjo yang menyangkal di Pasar Krian tidak ada tarikan parkir,dan kalau ada tarikan pasti akan ditindak, dibantah Mulyono, warga Krian, yang juga notebene saat ini masih tercatat sebagai ASN di Kab Sidoarjo.
Bahkan karena jengkelnya saat parkir di Pasar Krian maupun di Puskesmas Krian, yang setiap parkir disana, selalu ditarik meski ia sudah bayar retribusi parkir langganan, kartu parkirlangganan yang ia dapat saat bayar retribusi parkir langganan selalu ia buang.
”Buat apa mas percuma, hanya membuat isi dompet jadi penuh saja, tidak ada gunanya, wong tiap parkir ya tetap saja ditarik,” komentar pria 50 tahunan ini saat dimintai komentarnya, belum lama ini.
Ia juga malas kalau setiap parkir selalu harus adu mulut dengan juru parkir. Akhirnya setiap selesai parkir langsung saja bayar parkir. Sugeng Hariyadi, warga asal Desa Kludan Kec Tanggulangin, berpendapat memang pejabatSidoarjo hanya pintar berstatemen saja, tapi tidak cakap dalam kerja.
Menurutnya, juru parkir langganan yang masih tetap menarik parkir tidak hanya di Pasar Krian,tapi di dalam kota Sidoarjo sendiri banyak ditemui. Salah satu contoh di Jl Gajah Mada. Padahal Jukir sudah tahu kendaraan dari Sidoarjo tapi tetap saja ditarik parkir.
”Bahkan di dalam GOR saja juga ditarik, kalau ada event bisa ditarik sampai Rp5 ribu, kalau terus seperti itu bubarkan saja parkir langganan di Sidoarjo,” katanya jengkel.
Tetapi meski Pemkab Sidoarjo yang saat ini dipusingkan dengan persoalan Jukir nakal yang tetap narik biaya parkir pada warga Sidoarjo sendiri, tapi justru mendapat perhatian dari Kota Banda Aceh, yang ingin meniru pemberlakuan parkir langganan karena ingin menambah PAD mereka. Sebagai pembanding, pejabat dari Kota Aceh mengatakan saat ini PAD dari sektor parkir disanahanya Rp5 miliar. Tapi menurut mereka tidak pasti. Kadang juga tidak bisa mencapai target.Mereka ingin meniru PAD dari sektor parkir langganan di Kab Sidoarjo yang saat ini Rp30 miliar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Kab Sidoarjo, Siswoyo, sampai saat ini belum ada cara yang tepat untuk mengatasi persoalan Jukir yang nakal ini. Karena meski ada yang sampai dipecat agar kapok dan bisa jadi efek jera, tapi masih tetap ada saja Jukir yang nakal. Diakui Siswoyo, persoalan Jukir langganan yang nakal ini, pada tahun 2017 lalu termasuk dalam salah satu 11 besar pengaduan yang disampaikan masyarakat Kab Sidoarjo. [kus]

Tags: