Jumlah Perkara HIV/AIDS Bojonegoro Terus Meningkat

Kasi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) dr. Wenny Diah

Kasi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) dr. Wenny Diah

Bojonegoro, Bhirawa
Jumlah kasus HIV (Human Immunodeficiency Virus) AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) di Bojonegoro selama kurun waktu empat tahun terakhir ini terus meningkat. Yakni pada tahun 2011 tercatat 64 kasus, tahun 2012 tercatat 85 kasus, tahun 2013 tercatat 126 kasus,  sedangkan pada 2014 ada peningkatan cukup signifikan jadi 132 kasus.
Kasi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro, dr. Wenny Diah menjelaskan, untuk penyebaran tertinggi HIV/ AIDS pada tahun 2014 ada di beberapa kecamatan. Antara lain, Kecamatan Kalitidu, Dander, Balen, dan Bojonegoro. “Untuk kecamatan lainnya hanya sekitar 6 persen saja,” kata dr. Wenny Diah kepada Bhirawa, Rabu (26/8).
Wanita berkaca menus ini menuturkan, dari jenis pekerjaan, penderita HIV-AIDS merupakan wira swasta 51 orang, Ibu Rumah Tangga 21 orang, PSK 11 orang, buruh kasar 27 orang, karyawan 2 orang, sopir 4 orang, PNS 1 orang, serta tidak diketahui identitasnya sebanyak 15 orang. “Jadi jumlah total penderita sebanyak 132 orang,” jelasnya.
Lanjut Wenny mengungkapkan, saat ini sebagian besar masyarakat masih menganggap apabila penularan virus HIV-AIDS disebabkan oleh beberapa aktivitas sehari-hari yang dilakukannya bersama Orang dengan HIV-AIDS (ODHA). “Padahal virus tersebut hanya akan tertular melalui cairan seperti sperma, darah, dan air susu ibu,” ungkapnya.
Pihaknya memandang permasalahan HIV/AIDS perlu dilakukan pengendalian karena penyakit tersebut menjadi komitmen global dalam MDGs (Millenium Development Goals) selain penyakit Tubercolosis (TB). Ditambahkan dr. Wenny Diah, baik HIV/AIDS maupun TB merupakan penyakit yang jumlah kasusnya cenderung meningkat dalam kurun waktu tertentu sehingga perlu penanganan maksimal dalam menekan penyebarannya. “Kedua penyakit tersebut memiliki perbedaan cara penularan dan mengakibatkan infeksi yang berbeda pula. Namun apabila keduanya bersekutu, maka penyakit tersebut dapat menjadi ancaman bagi keselamatan seseorang,” bebernya.
Peningkatan jumlah temuan pengidap HIV/AIDS berkat keterlibatan para dokter koordinator Pencegahan Pemberantasan Penyakit (P2P) yang disebar di berbagai wilayah di Bojonegoro. “Dengan upaya petugas, akhirnya kami bisa mendeteksi sedini mungkin para pengidap HIV/AIDS supaya dapat segera mendapatkan pengobatan secara intensif agar mereka dapat hidup normal kembali,” pungkasnya. [bas]

Tags: