Kabupaten Probolinggo Hapus Check Point Gantikan Sidak

Jalanan di traffic light Kota Probolinggo diberi tanda untuk menjaga jarak. [wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo menilai, check point tidak lagi efektif. Karena itu, kegiatan check point pun ditiadakan. Kegiatan check point di tiga titik di Kabupaten Probolinggo, bahkan tidak digelar lagi dalam sepekan terakhir. Alasannya, karena masyarakat banyak tidak tertib dalam pencegahan Covid-19.

Koordinator Penegakan Keamanan dan Hukum Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto, Rabu 15/7/2020 menjelaskan, tidak tertibnya sikap masyarakat harus disikapi dengan cara lain. Salah satunya, memperkuat penertiban di semua sektor dengan inspeksi mendadak (sidak) di lapangan.

“Dampak rencana new normal itu ternyata luar biasa kurang baik. Masyarakat luas banyak yang lebih longgar dan tidak tertib dalam penerapan pencegahan Covid-19,” katanya.

Karena kondisi itu, dikatakan Ugas, gugus tugas pun memutuskan untuk meniadakan check point. Sebaliknya, memperkuat sidak di semua sektor. Mulai dari perkantoran, swalayan, dan tempat keramaian. Rencananya, sidak di semua sektor itu akan dimulai bulan ini.

“Nanti malam kami akan rapat teknis untuk rencana sidak. Termasuk memberikan sanksi bagi masyarakat yang bandel. Di awal sidak bisa dilakukan dengan imbauan dan peringatan. Tapi, saat masih melanggar, bisa diberikan sanksi,” terangnya.

Dilanjutkannya, persiapan menghadapi new normal membuat masyarakat lebih longgar dan tidak tertib dalam pencegahan Covid-19. Terbukti, dalam beberapa pekan terakhir, jumlah kasus positif Covid-19 terus bertambah. Itu, karena masyarakat yang tidak tertib dan mengabaikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

“Karena itu, kami akan turun langsung ke masyarakat untuk mengingatkan kembali agar tertib protokol kesehatan. Apalagi, WHO menyebut virus korona bisa menular lewat udara,” tegasnya

Kembali dibukanya akses transportasi diduga menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19, di Probolinggo raya. Sebab, terdapat sejumlah pasien positif yang memiliki riwayat perjalanan dari luar daerah, lanjut Ugas.

“Meningkatnya pasien positif ini bisa disebabkan berbagai faktor. Salah satunya pembukaan akses transportasi setelah berakhirnya Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di Surabaya dan Malang Raya, bisa menjadi salah satu penyebab meningkatnya pasien positif,” ujarnya.

Dengan kembali aktifnya kegiatan transportasi umum, maka meningkatkan peluang masuknya Orang Tanpa Gejala (OTG) jika dibandingkan saat ada PSBB. Selain itu, dengan semakin diintensifkan kegiatan rapid test, akan semakin terbuka peluang penambah pasien positif.

“Jadi, tidak heran jika ke depan masih akan ada penambahan pasien positif yang banyak. Sekarang dengan tidak ada pembatasan transportasi, siapapun bisa masuk ke Probolinggo. karenanya, kita yang harus waspada dengan melakukan penerapan protokol kesehatan. Seperti menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun,” jelasnya.

Dalam beberapa rilis yang dilakukan Gugus Tugas Penaganan Covid-19 Probolinggo, terdapat sejumlah pasien positif yang memiliki riwayat perjalanan dari luar kota. Seperti pada rilis 20 Juni, ada 9 orang pasien positif. Yakni, seorang warga Kota Probolinggo, yang sebelumnya bekerja di Kalimantan. Rilis 6 juli positif bertambah 31 orang dan satu orang pelaku perjalanan.

Rilis 9 juli bertambah 24 orang positif korona, dengan 17 orang di antarantya adalah OTG. Di antara OTG ini ada yang memiliki riwayat perjalanan luar kota. Sampai kemarin, pasien positif Covod-19 do Kota Probolinggo, mencapai 133 orang, ungkap wawali Subri.

Aspal di sejumlah traffic light di Kota Probolinggo dicat. Nantinya, pengendara motor yang berhenti di traffic light bisa menerapkan physical distancing. Pengecatan dilakukan petugas kepolisian dari Satlantas Polres Probolinggo Kota yang dibantu anggota TNI dari Kodim 0820 Probolinggo. Itu dilakukan karena jumlah orang terpapar Covid-19 di Kota Probolinggo masih terus bertambah.

Nantinya saat berhenti di lampu merah, antarpengendara motor diberi jarak 1 meter. Itu untuk menghindari kontak fisik yang bisa menjadi momen penularan virus Corona. Pengendara juga wajib memakai masker setiap mengendarai motor.

Kini tak hanya manusia yang menerapkan physical distancing dalam melawan Covid-19. Traffic light di Kota Probolinggo juga ikut menerapkan physical distancing atau jaga jarak. Bak mengikuti road race, tiap motor menempati titik yang sudah disediakan di Jalan Panglima Sudirman, Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran.

Tanda physical distancing itu, dibuat sederhana dengan menggunakan cat atau pilox. Hal itu, dilakukan Satlantas Polres Probolinggo Kota pada Selasa malam, 14 Juli 2020. Posisi tak sendiri, lokasi yang berada didepan Makodim 0820 Probolinggo itu, juga dibantu aparat TNI. Menurut Kapolres Probolinggo Kota AKBP Ambariyadi Wijaya, hal itu bagian dari antisipasi.

“Dalam menekan angka peredaran Covid -19, Polres Probolinggo Kota juga melakukan upaya physical distancing pada kendaraan,” ucap Ambariyadi Rabu (15/7/2020). Selain itu, ketika kendaraan berhenti disaat lampu sedang merah, agar tidak terjadi kontak fisik antarpengendara motor. Untuk menghindari penularan virus Corona semakin luas.

Hal yang sama disampaikan Dandim 0820 Probolinggo Letkol Inf. Imam Wibowo , upaya tersebut dilakukan demi kebaikan bersama, untuk menanggulangi penyebaran Covid -19. “Mari kita bersama-sama kedepankan protokol kesehatan, termasuk di jalan. Agar penyebaran Covid -19 segera selesai,” tambahnya.n [wap]

Tags: