Kawasan Industri Memicu Peningkatan Unit Usaha Di Sidoarjo

Pemkab Sidoarjo gencar gencarnya sedang melakukan pembangunan, khususnya pembangunan di bidang perindustrian. Pembangunan tersebut tidak luput dari peran investor yang bekerja sama dengan Pemkab Sidoarjo. Sejauh ini, daerah yang cukup pesat perkembangan industrinya yaitu daerah Lingkar Timur Sidoarjo serta kawasan industri baru di Jabon, Sidoarjo.
“Dua kawasan tersebut dirancang jadi kawasan industri. Ini sebagai bentuk dorongan untuk memacu investasi di Sidoarjo,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sidoarjo, Agoes Boedi Tjahjono, Minggu (7/4/2019)
Di Jalan Lingkar Timur sejauh ini ada dua perusahaan yang sudah membangun kawasan industri, yang pertama yaitu Safe n Lock yang terletak di Desa Rangkah Kidul dan yang kedua yaitu SiRIE (Sidoarjo Rangkah Industrial Estate) yang tempatnya di desa yang sama yaitu Desa Rangkah Kidul. Serta disekitar 2 kawasan industri tersebut cukup banyak juga bangunan yang dimanfaatkan sebagai industri. Lalu di daerah Jabon masih diusahakan untuk menjadi kawasan industri.
Potensi investasi di sidoarjo bisa dikatakan cukup tinggi, menurut data sejak tahun 2017 ada investasi masuk sebesar 17,8 T dari target awal 16 T. Demikian pada tahun 2018, investasi yang masuk mencapai 23,8 T jauh di atas target awal sebesar 16,9 T.
Adanya peningkatan investasi di Sidoarjo dipengaruhu beberapa hal, salah satunya yaitu kemudahan dalam hal penanaman modal. Sejak tahun lalu Pemkab Sidoarjo meluncurkan sistem yang bernama Online Single Submission.
Dalam sistem ini, semuanya cukup lewat online. Namun investor harus mendaftar terlebih dahulu ke pemerintah pusat sebelum menanamkan uangnya. Dan sistem ini terkoneksi secara nasional.
Pemberlakuan OSS ini memudahkan daerah. Proses perizinan berjalan cukup cepat serta ada kepastian waktu dalam mengurus perizinan. Semakin banyaknya investor yang menanamkan modalnya di Sidoarjo. Hal tersebut juga memicu meningkatnya unit usaha di Sidoarjo. Pada tahun 2017 unit usaha di Sidoarjo tercatat sekitar 227 dan pada tahun 2018 meningkat drastis menjadi 5.741 unit usaha.

Dirgantoro Adi Sulistyono
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Prodi Administrasi Publik.

Tags: