Kecamatan Pujer Kabupaten Bondowoso Darurat Penyakit DBD

Saat dilakukannya fogging DBD, Camat Pujer Ali Djunaedy pun memberikan arahan kepada warga agar membersihkan lingkungan yang menjadi sarang nyamuk ataupun jentik-jentik.(Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Sedikitnya, dari 23 Kecamatan di Kabupaten Bondowoso, perhari ini Kecamatan Pujer darurat penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Dari laporan data yang di dapat, ada enam warga yang terkena penyakit DBD.
Hal ini seperti disampaikan oleh, Haris Ahmad, Penanggungjawab Program Pengendalian Penyakit Tular Sektor dan Zonosis (P2PTPZ) Dinas Kesehatan Bondowoso.
“Pujer itu yang paling banyak, kedua di Kecamatan Wringin, tapi Alhamdulillah di Wringin kami sudah melakukan pemberantasan jentik nyamuk,” katanya.
Akan hal tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan Fogging Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan meluncurkan dua tim di Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, Rabu (5/2). Tepatnya di Desa Padasan dilingkup Dusun Krajan. Yang kedua di Desa Sukodono dengan radius 200 meter.
“Korban sendiri tersebar di beberapa desa, di Desa Padasan, Sukodono, Mengok, Cangkring, Kejayan sama di Desa Mangli,” terangnya.
Dari 6 Desa yang sudah terjangkit demam berdarah itu, pihaknya tengah melakukan Fogging di beberapa titik tersebut. Dijelaskannya, bahwa fogging dimaksudkan untuk membunuh nyamuk dewasa. Dimana didalam tubuh nyamuk dewasa tersebut mengandung virus deuge.
“Penyebabnya kan virus dengue, jadi kita membidiknya adalah nyamuknya dari rumahnya siapa, maka dilakukan fogging di radius 200 meter,”katanya.
Menurutnya, Dinas Kesehatan melakukan fogging tujuannya hanya untuk membunuh nyamuk dewasa saja. Tetapi untuk jentik-jentiknya adalah menjadi tanggung jawab masing-masing rumah.
“Masing-masing rumah lah yang harus mengawasi, ada jentik buang, dilakukan pengurasan, dilakukan penutupan, 3M itu ataupun mendaur ulang yang bisa dijadikan sarang nyamuk itu,” paparnya.
Informasi yang di himpun, selama awal tahun 2020 sampai di Januari 22, di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur ada 23 kasus masyarakat yang terjangkit penyakit demam berdarah.
“Tapi ini masih berkembang ya, kami masih menunggu laporan dari pihak Rumah Sakit, dan Puskesmas juga,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Kecamatan Pujer, Ali Djunaedy, mengatakan bahwa bersumber dari data yang dihimpun oleh Dinkes Bondowoso, penderita DB di Kecamatan Pujer saat ini tertinggi, dibandingkan dengan kecamatan lain. Akan hal itu, ia berharap agar warganya bisa menjaga kebersihan.
“Masyarakat harus waspada, dan harus bekerja sama untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, membersihkan sampah-sampah di pekarangan rumah, menguras genangan air di tong-tong sampah,” harapnya.
Menurutnya, kekuatan obat dari fogging yang dilakukan itu, hanya mampu bertahan sampai tiga hari, sejak dilakukannya penyemprotan. Dan untuk selanjutnya kata dia, masyarakat harus menindaklanjuti sendiri dengan cara membersihkan lingkungan disekitar rumahnya.
Camat Pujer yang baru ini mengaku, untuk mengatasi wabah penyakit DB tersebut, pihaknya akan segera melaksanakan rapat koordinasi dengan para Kepala Desa yang ada di Kecamatan Pujer. Agar menggerakan perangkat dan masyarakatnya, supaya saling bahu membahu membersihkan tempat yang memungkinkan menjadi sarang jentik nyamuk di masing-masing desa.[san]

Tags: