Kegigihan Matnur, Lansia 75 Tahun Penjual Balon

Matnur, lansia asal Desa Besuki, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo saat mengisi angin di Jalan WR Supratman Kelurahan Patokan Kecamatan Kota. [sawawi]

Pantang Meminta-minta, Tetap Semangat Berjualan Kelilingi Situbondo
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Sejak muda, Matnur sudah malang melintang menekuni berbagai pekerjaan kasar. Mulai bertani, buruh pabrik, nelayan dan berdagang di pasar pernah ditekuni. Namun sejak memasuki usia 50 tahun, ia baru konsisten memilih berjualan balon dan tiap hari menjajaki Kabupaten Situbondo. Berikut ini kisahnya.
Pagi itu, Matnur sudah berada di Jalan WR Supratman, Kelurahan Patokan, Kecamatan Kota Situbondo. Kakek yang kini berusia 75 tahun itu tampak memompa angin ke dalam puluhan balon yang di pajang di trotoar jalan raya. Satu persatu balon yang ia jual mulai harga Rp15 ribu hingga Rp30 ribu di isi angin. Setelah di rasa cukup, balon-balon itu di tata menurut ukuran dan warnanya. “Yang ini harganya Rp15 ribu. Yang ini agak besaran dijual Rp20 ribuan,” terang Matnur.
Tak cukup itu, Matnur kembali mengambil balon ukuran sedang dan ukuran terbesar dari dalam tas miliknya. Satu persatu diisi dengan angin hasil pompa otomatis. Oleh Matnur, balon besar dengan corak warna merah, di pajang paling depan. Balon yang lebih kecil dengan warna kuning di pajang disebelahnya. Sehingga pajangan balon tampak berwarna-warni. “Khusus balon yang paling besar ini saya jual Rp30 ribuan,” jelasnya.
Matnur yang mengaku asli kelahiran Balung, Kabupaten Jember itu sejak muda sudah merantau di Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo. Matnur muda usai meminang Misnati, istri tercintanya itu lebih memilih bekerja serabutan. Dari menjadi buruh tani, kuli bangunan, pekerja pabrik sudah pernah ia jalani. Panis pahit kehidupan hingga memasuki usia tua sudah kenyang di alami Matnur. “Baru memasuki usia 50 an saya menekuni berjualan balon,” ujar Matnur.
Lebih jauh Matnur mengkisahkan, awal berjualan balon yang laku hanya sedikit. Paling banyak sehari laku 5 balon. Baru beberapa tahun berjualan balon Matnur sudah mulai laris. Bahkan mulai ada pelanggan tetap untuk di jual kembali lagi. Namun pandemi Covid-19, membuat usaha Matnur berjualan balon turun drastis. “Ya dampak corona ini sangat terasa karena hasil penjualan terus merosot. Bahkan beberapa hari ini belum ada satu pun balon yang laku,” keluh Matnur.
Meski demikian Matnur tak patah semangat, karena pria dengan dua anak itu optimis rejeki tak pernah ada yang tahu. Suatu saat rejeki dari Sang Maha Kuasa, aku dia, akan terus mengalir. Dan itu ternyata benar, akhir akhir ini pembeli balon milik Matnur mulai merangkak naik. “Biasanya yang beli itu anak balita dan anak berusia SD. Namun ada juga yang berusia dewasa,” jelas Matnur.
Matnur meski sudah berusia sepuh tidak mau mengandalkan hidup dari hasil meminta minta. Sebaliknya, aku dia, kedepan harus bisa memenuhi kebutuhan hidup dari berwirausaha. Salah satunya dari hasil berjualan balon. Matnur terus bersyukur, masih ada yang membeli balon balon hasil orderan di Kota Situbondo tersebut.’Yang laris itu biasanya balon yang ukuran paling kecil dengan bandrol harga rp 15 ribuan,” ulas Matnur.
Kini Matnur juga bisa berbahagia, tatkala pulang kerumahnya dan bisa bertemu dengan dua cucu kesayangannya. Apalagi, dagangan balonnya laku keras, membuat hati Matnur semakin berbunga bunga untuk bertemu dengan dua cucunya. “Isteri saya sudah tiga bulan ini meninggal dunia. Jadi saya merasa kehilangan. Namun saya harus tetap tabah menjalani hidup ini,” terang Matnur.
Rekan sejawat Matnur yang bernama Toyib mengakui jika kolega terdekatnya tersebut memiliki prinsip hidup yang sangat kuat dan disiplin. Bahkan Matnur dalam pandangan dirinya memiliki komitmen yang tinggi untuk bisa meraih sukses dalam berusaha. “Ya benar dia (Matnur) meski telah lanjut usia punya semangat yang tinggi saat berkeliling Situbondo dakam menjajakan jualan balonnya. Mulai pagi hingga sore sangat rajin berjualan,” sebutnya.
Toyib menambahkan, dirinya sangat tersentuh dengan potret Matnur. Pasalnya diusia yang sudah sepuh masih mampu mencari penghasilan sendiri. Namun setahu Toyib, sosok Matnur memang dikenal sebagai pria yang tidak mau berdiam diri. Dia tidak mau kalau tidak sampai keliling Situbondo. “Prinsip hidup Matnur itu layak kita tiru untuk meraih sukses dimasa depan,” pungkasnya. [sawawi]

Tags: