Kekeringan, Petani Cabai Kab.Malang Merugi

Lahan tanaman cabai di Desa Petungsewu, Kec Dau, Kab Malang, yang kini sebagian petani mengalami kerugian akibat kekeringan.

Lahan tanaman cabai di Desa Petungsewu, Kec Dau, Kab Malang, yang kini sebagian petani mengalami kerugian akibat kekeringan.

Kab Malang, Bhirawa
Tanaman cabai petani di Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, rusak akibat kemarau, sehingga petani mengalami kerugian karena gagal panen. Padahal, harga cabai dipasaran kini mencapai Rp 60 ribu per kilogram.
Salah satu petani cabai Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, kabupaten setempat Juprianto, Minggu (2/8), kepada Bhirawa mengatakan, petani cabai di Desa Petungsewu kini mengalami kerugian mencapai ratusan juta rupiah karena tanaman cabai yang dikembangkannya rusak akibat musim kemarau. “Dengan rusaknya tanaman cabai di desa kami, maka ada sebagian petani gagal panen,” ungkapnya.
Dia berharap, agar ada solusi dari Pemkab Malang bisa menjawab persoalan petani yang rugi akibat kemarau. Sehingga jika ada solusi dari Pemkab Malang, akan bisa menekan petani tidak rugi akibat kemarau. Sebab, selain petani gagal memanen cabai, hal ini rugi terkait modal. Namun, agar petani tetap mendapatkan keuntungan dari bertanam cabai yang pasarannya kini cukup menjanjikan, maka harus ada turun tangan dari pemerintah.
“Petani sebelumnya telah mengalami kerugian pada saat musim hujan beberapa waktu lalu, dan kini kembali rugi setelah kemarau melanda. Karena musim hujan yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang beberapa bulan lalu membuat petani juga gagal panen setelah hama bermunculan dan menyerang tanaman cabai yang dikembangkan petani,” ujar Juprianto.
Menurut dia, serangan hama patek membuat tanaman cabai yang dikembangkan petani banyak yang membusuk dan mati akibatnya petani gagal panen, dan mengalami kerugian. Sedangkan kerugian petani cabai saat ini kedua kalinya, sehingga pendapatan petani tidak menentu dan sulit untuk meningkatkan kesejahteraan.
Padahal, tegas Juprianto, seharusnya petani dapat memanen tanaman cabainya mencapai lima ton per hektar. Dan seandainya tidak ada kemarau dan musim hujan yang berlebihan, petani mendapatkan keuntungan  ratusan juta rupiah. Kondisi musim hujan dan kemarau di wilayah Kabupaten Malang merupakan masalah yang dihadapi petani setiap tahun,
“Hama tidak bisa dibendung karena berkembang biak secara cepat dan merusak tanaman cabai petani, dan tanaman cabai itu sendiri mengalami kekeringan akibat minimnya pasokan air, sehingga tidak dapat lagi dipanen,” katanya. [cyn]

Tags: