Kerjasama dengan BTN, Beri Akses Rumah Berpenghasilan Rendah

Owner PT KAN, Kan Eddy saat menjelaskan prospek rumah murah yang dibangunnya.

Surabaya, Bhirawa
Keinginan PT Kokoh Anugerah Nusantara (KAN) untuk memberikan akses memiliki rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah kini dipertegas dengan menandatangani nota kesepakatan dengan Bank Tabungan Negara (BTN).
Kesepakatan dengan BTN sendiri terkait dengan program rumah untuk pensiunan dan masyarakat yang tidak bankable yang belum memiliki rumah di setiap proyek yang dibangun. Menurut owner PT KAN, Kan Eddy, Rabu (11/1) kemarin mengungkapkan akan ada dua program yang cukup menarik yangakan diluncurkannya.
“Yakni akses rumah untuk pensiunan atau yang akan menjalani masa pensiun serta akses rumah untuk masyarakat yang diaggap non bankable,” ungkapnya.
Untuk program pensiunan, mekanismenya adalah dengan mengarahkan pembayaran uang pensiun ke bank BTN dan BTN akan memberikan kredit rumah kepada pensiunan tersebut hingga 10 tahun.
“Kalau biasanya bank tidak mau memberikan kredit kepada pensiunan diatas 5 tahun, padahal gaji pensiunan banyak yang mencapai Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Kalau misalnya ambil rumah di Puri Kokoh dengan cicilan Rp 1 juta per bulan kan masih bisa,” jelasnya.
Sementara program rumah untuk masyarakat yang dinilai tidak bankable dilakukan dengan menjadikan perusahaan Puri Kokoh sebagai afalis atau penjamin mereka. Untuk itu, Puri Kokoh telah menempatkan dana sebesar Rp 200 juta di BTN.
Dalam pelaksanaannya jika ada kredit yang macet, BTN bisa langsung ambil dari simpanan dana tersebut. Tetapi jika bulanan tidak dibayar hingga 6 bulan, maka Puri Kokoh akan melakukan buy back atau pembelian kembali atas unit rumah tersebut.
“Kami sudah melakukan survei, hasilnya menunjukkan orang yang dianggap bankable yang belum memiliki rumah ini ketaatan untuk membayar kredit itu lebih tinggi karena rumah itu menjadi harta satu-satunya yang harus dipertahankan,” ujarnya.
Sedangkan untuk kedua program tersebut, Puri Kokoh telah mengalokasikan 10% hingga 15% dari total unit rumah yang digarap. Di proyek Puri Kokoh Gresik misalnya, ada sekitar 50 unit yang dialokasikan untuk kedua program tersebut.
“Secepatnya akan kami luncurkan, kami berharap ada banyak masyarakat berpenghasilan rendah yang terbantu melalui proyek yang kami jalankan,” tandasnya.
Puri Kokoh sendiri berkomitmen untuk menyediakan rumah bagi masyarakat kelas menengah bawah ini karena memang ditegaskan sejak awal, sehingga dari seluruh unit yang akan dibangun di Gresik yang berjumlah 500 unit, 80% atau sekitar 400 unit dibangun dengan tipe Nusantara atau tipe 36. Dan hanya 100 unit yang dibangun dengan tipe besar.
“Selain memang karena niat kami dari awal, sebenarnya pasar untuk kelas bawah ini sangat luas. Dan sejauh ini belum ada perusahaan properti yang peduli, bisnisnya adalah rumah murah karena dianggap banyaknya problem yang bakal dihadapi,” katanya.
Padahal 80% pasar properti ada dikelas tersebut, makin murah rumah makin banyak pasarnya. Dan ini menurutnya bisa menjadi bom waktu. “Bayangkan saja, jika 80% masyarakat Indonesia tidak diberikan akses untuk memiliki rumah, apa mereka tidak berontak nantinya?,” tegas Edi. [riq]

Tags: