Kesenian Tradisional Berkembang di Tulungagung

Bupati Syahri Mulyo memberikan wayang gunungan pada dalang di salah satu acara pagelaran wayang kulit. Kesenian tradisional wayang kulit kerap ditampilkan di seluruh pelosok Kabupaten Tulungagung.

Bupati Syahri Mulyo memberikan wayang gunungan pada dalang di salah satu acara pagelaran wayang kulit. Kesenian tradisional wayang kulit kerap ditampilkan di seluruh pelosok Kabupaten Tulungagung.

Tulungaung, Bhirawa.
Kesenian tradisional yang beberapa tahun lalu tenggelam dan terpinggirkan, kini justru tumbuh dan terus berkembang pesat di Kabupaten Tulungagung. Berkesenian tradisional di Kota Marmer saat ini mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat setempat.
Lihat saja setiap Sabtu malam atau malam Minggu di Taman Budaya Tulungagung. Di sana dari pukul 19.00 WIB sampai 24.00 WIB selalu ramai warga yang menonton pementasan berbagai macam kesenian tradisional. Tidak hanya pementasan jaranan, tetapi juga kesenian tradisional lainnya seperti wayang orang, wayang kulit, reog kendang, ketoprak, tayub, kentrung, campursari dan tak terkecuali seni ludruk.
Pemerintah Kabupaten Tulungagung dibawah kepemimpinan Bupati Syahri Mulyo SE MSi dan Wakil Bupati Drs Maryoto Birowo MM memang memberi ruang yang nyaman bagi seniman di Tulungagung untuk tumbuh berkembang dan berkreasi. Apalagi di Taman Budaya yang lokasinya berada tepat di utara Alun-Alun Kota Tulungagung dalam setiap minggunya selalu digelar pementasan kesenian tradisional.
Tak heran kalau kemudian komunitas kesenian tradisional di Tulungagung sekarang tumbuh pesat. Bahkan tak sedikit dari mereka yang mempunyai kesempatan dapat berpentas di luar Kabupaten Tulungagung. Seperti di Kediri, Sidoarjo dan kota-kota lainnya di Jatim.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung, Drs Suprayitno, Rabu (16/3), membeberkan jika pesatnya pertumbuhan kesenian tradisional di Tulungagung karena dukungan pemerintah daerah setempat. Termasuk DPRD Tulungagung.
“Gebrakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung dalam mementaskan pagelaran kesenian tradisional di Taman Budaya mendapat apresiasi yang luar biasa. Tidak hanya warga Tulunaggung saja, tetapi juga dari luar Tulungagung. Respon masyarakat sangat luar biasa. Masyarakat dapat menonton pagelaran kesenian tradisional setiap minggu dengan cuma-cuma tanpa dipungut biaya,” ujarnya.
Diungkapkan, tidak hanya keberadaan Taman Budaya saja yang saat ini dapat membuat kesenian tradisional tumbuh pesat. Tetapi juga didukung oleh komunitas-komunitas seni di kecamatan-kecamatan. “Seperti adanya Rumah Budaya di Kecamatan Sendang,” katanya.
Bupati Syahri Mulyo sebelumnya mengatakan, Tulungagung memiliki keanekaragaman seni budaya dan tradisi. Karena itu, perlu adanya pengembangan dan kreasi agar keberadaan kesenian tradisional tidak punah.
Pentas kesenian tradisional di Taman Budaya Tulungagung, menurut dia, sebagai salah satu upaya dari pemerintah daerah untuk melestarikan seni budaya tradisional tersebut. “Taman Budaya dijadikan sebagai sentra berkumpulnya para pelaku seni dan budaya di Tulungagung dalam berkesenian,” tuturnya.
Mantan anggota DPRD Jatim ini selanjutnya berharap semua kesenian tradisional di Tulungagung dapat terus tampil menghibur masyarakat. Termasuk kesenian tradisional yang hampir punah seperti kentrung, ludruk, jidor, ketoprak dan wayang orang. [adi,adv]

Tags: